Kamis, 31 Juli 2008

Syukur Dalam Perspektif Ekonomi

Berbicara tentang nikmat duniawi, sungguh sangat luar biasa. Nikmat bisa hidup dengan sehat, bisa berjalan, melihat dan mendengar, bisa belajar menambah ilmu dan pengetahuan, nikmat makan dan minum dan bisa menikmati kehidupan sex yang sehat dan halal serta bisa menikmati nikmat-nikmat yang lain yang tidak dapat dihitung. Termasuk nikmat iman dan islam. Apakah kita pernah membayangkan kalau kita tidak bisa berjalan, melihat dan mendengar serta tidak bisa berfikir dengan baik ? Dan tidak bisa melakukan hubungan sex. Renungkanlah...! Nikmat semua ini dari mana ? Ya, tentunya dari Allah yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya (QS An Nahl[16] ayat 18).
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Wain taAAuddoo niAAmata Allahi la tuhsooha inna Allaha laghafoorun raheemun
Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Segala kenikmatan yang kita terima, tidak boleh kita sembunyikan tetapi kita wajib sering menyebut-nyebutnya bahwa kita mendapat kenikmatan dari Allah. Bahkan berita kegembiraan yang merupakan kenikmatan ini wajib disampaikan kepada orang lain. Kadangkala kita malu atau segan menyampaikan kenikmatan Allah kepada orang lain. Kita khawatir dikira sombong. Tidak, ini perintah Allah. Bukan berarti sombong tetapi menunjukkan bahwa Allah-lah yang memberikan kenikmatan Ini firman Allah yang disampaikan dalam QS Adh Dhuha[93] ayat 11. Ayat ini sering kita baca. Jangan-jangan kita membaca tetapi tidak tahu artinya.
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Waamma biniAAmati rabbika fahaddith
Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.
Disamping nikmat pemberian Allah wajib disebut dan disiarkan. Kita wajib bersyukur kepada Allah yang maha pemberi karunia. Ketika kita bersyukur kepada Allah, nikmat kita akan ditambah berlipat ganda. Allahu akbar, Tuhan yang maha besar. Marilah kita simak janji Allah kalau bersyukur akan ditambah nikmat kita berlipat ganda (QS Ibrahim[14] ayat 7).
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Waith taaththana rabbukum lain shakartum laazeedannakum
walain kafartum inna AAathabee lashadeedun
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Apakah benar kalau bersukur, nikmat kita ditambah dengan berlipat ganda ?. Apakah masih tidak yakin ? Sungguh Allah itu tidak pernah mengingkari janjinya sebagaimana do’a orang-orang yang berakal- ulil albab (QS Ali Imran [3] ayat 194). Maaf...,kalau masih ndak percaya, ya berarti termasuk orang-orang yang tidak berakal.
رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Rabbana waatina ma waAAadtana AAala rusulika wala tukhzina yawma alqiyamati innaka la tukhlifu almeeAAada
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

Caranya bersyukur itu bagaimana ? Sehingga nikmat kita ditambah berlipat ganda. Apakah hanya mengucapkan secara lisan “ Syukur Alhamdulillah” saja. Mengucapkan “ Alhamdulillah” sebanyak-banyaknya tidak salah. Memang kita diperintahkan untuk berdzikir (ingat kepada Allah) sebanyak-banyaknya (QS Al Ahzab[33] ayat 41)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Ya ayyuha allatheena amanoo othkuroo Allaha thikran katheeran
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.

Bahkan ketika kita berdiri, duduk dan berbaring diminta untuk mengingat Allah seperti orang-orang yang berakal (ulil albab) seraya memikirkan penciptaan langit dan bumi (QS Ali Imran[3] ayat 191)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Allatheena yathkuroona Allaha qiyaman waquAAoodan waAAala junoobihim wayatafakkaroona fee khalqi alssamawati waalardi rabbana ma khalaqta hatha batilan subhanaka faqina AAathaba alnnari
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Bersyukur itu harus ada perbuatannya. Tanpa ada perbuatan, berati tidak ada artinya alias omong kosong. Bekerjalah untuk bersyukur, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada Nabi Daud (QS Saba’ [34] ayat 13)
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاء مِن مَّحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَّاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
YaAAmaloona lahu ma yashao min mahareeba watamatheela wajifanin kaaljawabi waqudoorin rasiyatin iAAmaloo ala dawooda shukran waqaleelun min AAibadiya alshshakooru
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tung- ku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.

Bersyukur itu adalah menggunakan atau memanfaatkan pemberian Tuhan sesuai dengan fungsinya. Renungkanlah ! Dulu waktu kita masih belia. Kita tidak menggunakan atau memanfaatkan pemberian Allah berupa tangan dan kaki serta pancaindra termasuk otak secara optimal. Misalnya, tangan hanya untuk makan, kaki hanya dipakai ongkang-ongkang (goyang-goyang) saja, mata hanya digunakan untuk “merem-melek”, dan apalagi otak ndak pernah dipakai. Hasilnya tentu tidak seperti sekarang. Insyallah ndak punya apa-apa secara ekonomi. Tetapi ketika tangan dan kaki dimanfaatkan untuk pergi ke sekolah, pancaindra dan otak digunakan untuk berfikir dan belajar secara optimal, maka hasilnya seperti sekarang ini. Ada yang sudah sarjana srata satu dan ada pula sudah magister atau master. Bahkan secara ekonomi telah meningkat berlipat ganda. Dari tidak punya apa-apa, sekarang sudah punya rumah dan mobil. Kita tidak pernah merasakan kalau kita sudah diberikan nikmat berlipatganda atas pemanfaatan pemberian Tuhan secara optimal.
Demikian juga, pengertian syukur dapat dikaji dalam pespektif ekomomi. Y= C + S/I ( Y= pendapatan/penghasilan; C=konsumsi; S=tabungan; I=investasi). Kalau kita mendapatkan kenaikan penghasilan atau pendapatan. Uang atau kenaikan penghasilan itu Jangan seluruhnya digunakan untuk konsumsi. Artinya jangan melakukan konsumsi dengan boros. Sungguh orang yang boros itu saudaranya syaitan (QS Al Israa’[17] ayat 26-27)
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Waati tha alqurba haqqahu waalmiskeena waibna alssabeeli wala tubaththir
tabtheeran
Inna almubaththireena kanoo ikhwana alshshayateeni wakana alshshaytanu lirabbihi kafooran
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Manfaat uang adalah sebagai alat pertukaran yang dapat digunakan untuk konsumsi dan investasi.. Manfaatkan uang sesuai fungsinya. Uang atau kenaikan penghasilan itu kalau dikonsumsi, akan menjadi habis. Tetapi kalau ditabung atau diinvestasikan, insyallah akan berlipat ganda atau memberikan efek ganda (multiplier effect) terhadap personal income (pendapatan pribadi) atau national income (pendapatan nasional).
Kesimpulannya, syukur itu mengucapkan “alhamdulillah” dan melakukan perbuatan serta memanfaatkan pemberian Allah sesuai dengan fungsinya. Bisa jadi ayat tentang syukur ini (QS Ibrahim[4] ayat 7) merupakan ayat tentang investasi. Wa llahu ‘alam bish shawab.

Rabu, 30 Juli 2008

Seperti Apa Orang Berfikir Tentang Kebangkitan ? (Terakhir)

Perumpamaan Kebangkitan Setelah Kehancuran Alam Semesta
Tujuh langit dan tujuh bumi (alam semesta) pasti akan mengalami kehancuran, karena penciptaan langit dan bumi telah ditentukan periode waktunya (‘ajal ) sebagaimana yang disebutkan dalam QS Al Ahqaaf [46] ayat 3. Kehancuran alam semesta ini digambarkan oleh Allah dalam Al Qur’an. Langit digulung seperti lembaran-lembaran kertas sebagaimana penciptaan awal langit dan bumi diciptakan pertama kali (QS Al Anbiyaa’[21] ayat 104). Langit menjadi seperti luluhan perak (QS Al Ma’aarij[70] ayat 8). Akibatnya langit terbelah, bintang-bintang jatuh berserakan, lautan meluap, kuburan dibongkar (QS Al Infithaar[82] ayat 1-4); bintang-bintang dihapus, langit telah dibelah dan gunung-gunung hancur jadi debu (QS Al Mursalaat[77] ayat 8-10). Kemudian langit kembali menjadi asap seperti awal kejadiannya (QS Al Fushshilat [41] ayat 11) dan tujuh langit dan tujuh bumi kembali menjadi suatu yang padu (QS Al An biyaa’[21]ayat 30).
Ruh, di alam barzakh, dibawa ke hadapan Tuhan dengan berbaris (QS Al Kahfi[18] ayat 48). Ruh dan malaikat bershaf-shaf dan tidak berkata-kata(QS An Naba’[78] ayat 38). Tiap-tiap diri (ruh) didampingi oleh malaikat sebagai saksi (QS Qaf[50] ayat 21). Kemudian ruh dihisab dan siap dipertemukan dengan tubuh (Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan: And when the souls shall be joined with their bodies; QS At Takwiiir[81] ayat 7 ).
وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ

Kalau ruh (nafs,diri) akan dipertemukan badan (tubuh) seperti badan kita sekarang, pastilah dibangkitkan di bumi, di alam semesta ini. Bagaimana prosesnya ? [baca : Seperti Apa Orang Berfikir Tentang Kebangkitan (3)]. Nah, apakah alam semesta (tujuh langit dan bumi) akan diciptakan kembali sehingga terjadi siklus. Indikasi ini nampaknya bisa saja terjadi sebagaimana dalam QS Ibrahim[14] ayat 48.
يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ الأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُواْ للّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
Yawma tubaddalu alardu ghayra alardi waalssamawatu wabarazoo lillahi alwahidi alqahhari
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Dan memang alam semesta (langit dn bumi) ini mesti diciptakan kembali karena untuk memberikan pembalasan kepada manusia sebagaimana dalam QS Al Jaatsiyah[45] ayat 22.

وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Wakhalaqa Allahu alssamawati waalarda bialhaqqi walitujza kullu nafsin bima kasabat wahum la yuthlamoona
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.
(Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
And Allah has created the heavens and the earth with truth, in order that each person may be recompensed what he has earned, and they will not be wronged . )
Apakah semua ruh (nafs,diri) dikembalikan atau dibangkitkan di bumi, di alam semesta ini ? Bisa saja tidak ? Coba simak ayat dalam QS Al Fajr[89] ayat 27.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
وَادْخُلِي جَنَّتِي
Ya ayyatuha alnnafsu almutmainnatu
IrjiAAee ila rabbiki radiyatan mardiyyatan
Faodkhulee fee AAibadee
Waodkhulee jannatee
Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam syurga-Ku.
Jiwa-jiwa yang tenang (muthma’inah) kan langsung kembali kepada Allah tanpa dihisab bersama-sama hamba-hamba Allah di jannah. Jannah yang mana ?, Tentunya jannah di alam ruh atau alam arwah.
Banyak ayat dengan penafsiran-penafsiran berbeda, serta ada pula riwayat-riwayat dari berbagai sumber dan kualitas. Dari ayat-ayat inilah yang perlu diambil pelajaran. Menurut M Quraish Shihab, ”Penafsiran-penafsiran yang dikemukakan belum mencapai tingkat kepastian yang dapat dijadikan akidah”. Selanjutnnya beliau mengatakan, ”Adapun keterangan tentang hakikat kebangkitan, bentuk, waktu dan tempatnya, maka kesemua hal ini berada di luar tuntunan agama. Karena itu, sangat boleh jadi pembahasan para filosof dan ulama tentang soal tersebut lebih banyak didorong oleh kepentingan kepuasan penalaran akal daripada dorongan kehangatan iman”. Menurut pendapat saya boleh jadi penafsiran ini memang hanya untuk memuaskan akal pikiran, tetapi asal tidak keluar koridor iman yaitu beriman terhadap hari kebangkitan dan untuk dorongan meningkatkan iman. Wa llahu ’alam bish shawab.

Minggu, 27 Juli 2008

Seperti Apa Orang Berfikir Tentang Kebangkitan ? (3)

Perumpamaan Kebangkitan Setelah Kehancuran Bumi
Kehancuran bumi lokal (lingkungan) biasa kita lihat, misalnya gempa bumi yang dapat mengakibatkan tzunami, banjir besar dan longsor disebabkan hutan-hutan yang telah dibabat habis. Gunung meletus, sehingga hujan abu dan kerikil serta hawa panas dan lava. Pada hari ketika bergoncang-goncangan yang dahsyat, diikuti oleh yang mengiring(nya).(Banyak) hati ketika itu sangat gentar , pandangannya tertunduk-tunduk (QS An Nazia’at( 79) ayat 6-9). Apa yang dibanyangkan ayat-ayat diatas, bisa jadi merupakan gempa yang dahsyat yang diikuti lindu (gempa yang ukurannya lebih kecil)..
Ar rajifah dari kata rajafa artinya bergoncang-goncang. Kalau goyang-goyang tidak terlalu kencang. Tapi bergoncang-goncang itu bergoyang dengan sangat kerasnya.. Dan goncangan-goncangan ini biasanya diikuti (radifah) goncangan-goncangan yang lebih kecil. Ar radifah berasal dari kata radifa berarti mengikuti atau berada dibelakang atau menyusul. Goncangan dahyat itu itu diikuti gempa-gempa susulan.
Hatinya sangat gentar karena takut sedang pandangan tertunduk untuk menghindari keadaan yang mumet karena goncangan. Gempa-gempa ini juga bisa disebabkan gempa vulkanik akibat gunung meletus. Seperti kaum Luth yang diadzab, yang digambarkan dalam Al Qur’an. “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi” (QS Huud[11]ayat 82).
Dalam QS ‘Abasa[80]ayat 33-37, menurut tafsir al Misbah (M Quraish Shihab) konteks ayat ini adalah lari dari bencana yang di hadapi. Menurut pendapat saya bencana yang menimbulkan suara yang memekakkan bisa jadi suara gunung meletus. Orang-orang berlarian, menghindari untuk mengungsi. Dalam pengungsian, orang pada ketakutan sehingga lupa akan anak atau keluarga yang lain. Dia merasa sudah membawa bayinya, ternyata yang terbawa adalah guling kecil. Ada yang berlari tetapi tidak bisa menghindari dan akhirnya tergulung oleh lahar panas atau hawa yang sangat panas.
Di bumi ini, kalau datang suara yang memekakkan, bisa jadi itu berasal dari halilintar atau suara gunung meletus. Kalau suara itu halilintar yang menyambar-nyambar, biasanya tidak lari dari ibu bapaknya tetapi malah mendekati dengan ibu bapaknya. Tetapi banyak pula terjadi di tempat terbuka orang mati disambar halilintar ( geledek). Ini juga terjadi pada jamannya nabi Shaleh. Pada saat kaum Tsamud bersenang-senang (QS adz Dzaariyat [51]ayat 43). Didalam rumah pun bisa disambar petir yang dahsyat. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya (QS Huud[11] ayat 67).Tragedi kehancuran sebagian bumi atau kaum, banyak dicontohkan dalam Al Qur’an. Kaum Nuh yang mendustakan ayat-ayat Allah ditenggelamkan dalam banjir yang melanda seluruh negeri(QS Al A’raf[7]ayat 64). Apakah engkau tidak melihat bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad ( pada zaman Nabi Huud) ? Mereka mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah diciptakan seperti di negeri-negeri (lain) ? (QS Al Fajr[89] ayat 6-8). Bangunan-bangunan itu diterjang angin yang membinasakan sehingga menjadi debu (QSAdz Dzaariyat[51]ayat 41-42).
Kehancuran-kehancuran itu yang merupakan musibah karena azab yang diberikan Allah kepada manusia yang berdosa sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS Al ‘Ankabuut [29]ayat 40).
Musibah ini diberikan supaya dirasakan bagi manusia yang melakukan dosa-dosa didalam kehidupan ini atau kehidupan sebelumnya. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS Ar Rum [31] ayat 41).
Kehancuran atau kerusakan yang dijelakan diatas adalah kerusakan atau kehancuran sebagian dari bumi yang kita diami ini. Apakah mungkin kehancuran atau kerusakan total pada bumi dapat terjadi ?
Pada dasarnya Tuhan menciptakan langit sebagai atap (yang terpelihara, terlindungi) untuk melindungi bumi (QS Al An biyaa’ [21] ayat 32). Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak pernah berpikir tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak pernah terlintas dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika atmosfir tidak ada. Atmosfir ini dapat menghancurkan sejumlah meteor besar dan kecil yang mendekati bumi. Sebelum mendekati bumi, meteor-meteor itu terbakar habis digesek oleh atmosfir. Sehingga meteor itu tidak sampai jatuh ke bumi. Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi. Bila lapisan ozon ini berlubang, akan memberi akibat buruk utk kehidupan dibumi. Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol. Selain atmosfir, ada suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Lapisan ini disebut dengan sabuk Van Allen. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi. Jilatan api matahari ini setara dengan ledakan 100 milyar bom atom. Dan panasnya diatas atmosfir hingga mencapai 2.500 derajat celcius (Harun Yahya). Allahu akbar, Tuhan yang maha besar.
Bila langit terbelah dan patuh kepada Tuhannya. Mengapa bisa terbelah ? Langit kita ini ada sesuatu yang namanya lubang Ozon. Konon menurut ilmuwan, lubang ini semakin lebar. Dan atmosfir semakin tipis. Bisa jadi lubang yang semakin besar ini akan membelah langit. Sinar ultraviolet dan radiasi yang sangat kuat yang dipancarkan matahari tidak dapat ditahan lagi. Benturan bumi dan meteor tidak dapat dihindari lagi. Akibatnya seluruh kehidupan diatas bumi akan musnah. Dan bumi dibentangkan. Ini berarti bumi ini diratakan. Kalau bumi diratakan, maka gunung-gunung akan diletuskan (mungkin akibat benturan meteor) sehingga semua ada didalam bumi dikeluarkan sehingga kosong tidak ada isinya. Seperti yang disampaikan QS Al Insyiqaq[84] ayat 1-5. Dan pada akhirnya bumi mati. Bumipun mengalami kematian (QS Al Haaqqah [69] Ayat 13-16 ) dan QS Al Mursalaat [77] ayat 9-10). Kapan bumi ini akan mati ? Umur alam semesta menurut perkiraan para ilmuwan kurang lebih 25 biliun tahun (25 x 10 12). Allah yang maha tahu. Bisa jadi bumi hancur seperti meteor. Meteor adalah bintang atau planet yang sudah mati. Dan manusia ditempatkan bumi yang lain. Atau berlaku siklus sesuai kehendak Allah (”Min al adam ila al mawjud tsuma al adam ba’da al mawjud”. artinya dari ketiadaan menjadi wujud, kemudian menjadi ketiadaan setelah wujud ). Bumi dihidupkan lagi melalui proses yang sangat panjang. Seperti yang digambarkan oleh Allah, bahwa ”Katakanlah :” Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam 2 (dua) masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya ? Demikian itu adalah Rabb semesta alam” (QS Fushshilat [41] ayat 9). Bahkan untuk mempersiapkan bumi agar menjadi kokoh (dengan adanya gunung-gunung) dan mempersiapkan makanan (termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan) bagi penghuninya ditambah lagi 2(dua) masa sehingga menjadi 4(empat)masa.(QS Fushshilat [41] ayat 10). Nah, bagaimana menghidupkan lagi atau membangkitkan lagi penghuninya. Penghuninya siapa ? Ya, manusia. Manusia dibangkitkan atau dihidupkan lagi itu mudah bagi Allah. ”Ia hanyalah dengan sekali bentakan, maka tiba-tiba mereka di permukaan bumi” (QS An Nazi’at[79] ayat 13-14). Apakah dibenak kita membayangkan bahwa kebangkitan ini secara tiba-tiba ”jemegler” (bhs.jawa) muncul manusia diatas bumi ? Saya kira tidak. Pasti memerlukan proses. Bagaimana perumpamaan-perumpamaan tentang kebangkitkan itu digambarkan oleh Allah dalam QS Qaf [50] ayat 9-11.dengan sangat indah.

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاء مَاء مُّبَارَكًا فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيدٌ
رِزْقًا لِّلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ
Wanazzalna mina alssamai maan mubarakan faanbatna bihi jannatin wahabba alhaseedi. Waalnnakhla basiqatin laha talAAun nadeedun. Rizqan lilAAibadi waahyayna bihi baldatan maytan kathalika alkhurooju .
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.

وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ
WaAllahu allathee arsala alrriyaha fatutheeru sahaban fasuqnahu ila baladin mayyitin faahyayna bihi alarda baAAda mawtiha kathalika alnnushooru.
“Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerak- kan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu”. (QS Faathir [35] ayat 9). Dan banyak lagi ayat-ayat yang menggambarkan tentang kebangkitan QS Ar Rum [30] ayat 19 dan 50; QS Al Ar’af ayat 57; QS An Nahl ayat 65dan Al Ankabut ayat 63.
Lalu apa tujuan sejumlah perumpamaan kebangkitan yang dibuat Allah diatas. Apa hubungannya badan wadag manusia dengan tanah. Tentu untuk dipikirkan dan diksplorasi bagamana kebangkitan itu bisa terjadi. Semua orang muslim pasti percaya tentang kebangkitan. Tapi persoalannya bagaimana kemudian memaknai dan memikirkan bagaimana itu bisa terjadi.
Banyak orang yang menggambarkan kebangkitan itu seperti tumbuhnya sayuran yang dimulai dari tumbuhnya kecambah. Ada juga kebangkitan itu, manusia keluar dari kubur seperti Zombie keluar dari kuburan. Masuk diakalkah ? Tidak masuk diakal. Jadi, kalau kita melihat gambaran kelahiran diatas, tentu kebangkitan itu melalui proses dari sel tunggal, kemudian berevolusi sehingga menjadi seorang yang disebut manusia. Dan yang pasti manusia itu dibentuk melalui beberapa proses tingkatan kejadian (QS Nuh [71] ayat 14). Hanya Allah yang maha tahu.
وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا
Waqad khalaqakum atwaran
“Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”.
“…Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS Al ‘Araf [7] ayat 57)
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan merupakan masa ke enam dalam proses penciptaan alam. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 milyar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut (T. Djamaluddin dari LAPPAN). Kehidupan purba bisa jadi dimulai dari laut sebagaimana di firmankan Allah bahwa “dari air dijadikan segala sesuatu yang hidup” (QS Al Anbiyaa’[21] ayat 30. Laut dimana ? Dasar laut yang merupakan tanah berlumpur yang subur. Dari satu sel kemudian berkembang biak melalui pembelahan sel. Turabin berarti tanah berlumpur (dirt) atau tanah yang subur (soil).
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ
Wamin ayatihi an khalaqakum min turabin thumma itha antum basharun tantashiroona
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah (turabin), kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak “.(QS Ar Ruum[30] ayat 20)
Berkembang biak ( pembelahan sel) kemudian ditumbuhkan secara bertahap seperti yang disampaikan Allah dalam QS Nuh [71] ayat 17 (وَاللَّهُ أَنبَتَكُم مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا). Diartikan oleh Yusuf Ali : "'And Allah has produced you from the earth growing (gradually)”. Dalam fase (masa) ini, belum disebut sebagai manusia (QS Al Insaan[76] ayat 1).
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْئًا مَّذْكُورًا
Hal ata AAala alinsani heenun mina alddahri lam yakun shayan mathkooran
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”
Kemudian “sesuatu yang belum disebut” ini ditumbuh kembangkan dan disempurnakan sehingga menjadi proporsional (seimbang) seperti manusia sekarang ini.
الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ
فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاء رَكَّبَكَ

Allathee khalaqaka fasawwaka faAAadalaka,
Fee ayyi sooratin ma shaa rakkabaka
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.(QS Al Infithaar [82] ayat 7-8).
Tidaklah heran bahwa tumbuhan, hewan dan manusia itu adalah makhluk atau umat (nation, people) Allah sebagaimana yang telah difirmankan dalam QS An’aam[6] ayat 38. “Dan tiadalah hewan-hewan yang ada di Bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayap nya melainkan umat-umat seperti kamu “’ Punya kekerabatan-kah mereka ? Wa llahu ‘alam bish shawab.

Senin, 21 Juli 2008

Seperti Apa Orang Berfikir Tentang Kebangkitan ? (2)

Perumpamaan Kebangkitan Setelah Kematian Manusia
Kematian manusia ini, ada yang mengatakan kiamat kecil. Ini mungkin salah kaprah. Tetapi yang dimaksud sebenarnya adalah kehancuran kecil. Sedang kiamat sebenarnya menunjuk pada kebangkitan.
Istilah kebangkitan (بَعْثُكُمْ) disandingkan atau dipadankan dengan kata (خَلْقُكُم ) seperti dalam QS Luqman [31] ayat 28. Coba perhatikan ayat 28 dalam surat Luqman tersebut.
مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Ma khalqukum wala baAAthukum illa kanafsin wahidatin inna Allaha sameeAAun baseerun
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja [1185]. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
[1185] Maksudnya: menciptakan manusia dan membangkitkan mereka lagi pada hari kiamat adalah amat mudah bagi Allah
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
The creation of you all and the resurrection of you all are only as (the creation and resurrection of) a single person. Verily, Allah is AllHearer, AllSeer.
Yusuf Ali:
And your creation or your resurrection is in no wise but as an individual soul: for Allah is He Who hears and sees (all things).
Berdasarkan analisis morphologi, tidakkah dapat diterjemahkan seperti dibawah ini secara bahasa ? ”Tidaklah menciptakan kamu dan membangkitkan kamu kecuali seperti embusan/tiupan/jiwa/ruh/diri yang satu atau seperti satu tiupan/embusan/diri/jiwa/ruh”
(كَنَفْسٍ) terdiri :
كَ = like/such as = seperti/sama
نَفْس = self (diri), soul (jiwa/ruh), puff(tiupan/embusan), breath (nafas)
وَاحِدَةٍ = satu atau yang satu (kata sifat)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penciptaan dan kebangkitan itu tidak ada bedanya. Kalau dilihat dari ruh atau diri (self), maka antara penciptaan dan kebangkitan itu ruhnya satu. Bila dilihat dari prosesnya, maka penciptaan dan kebangkitan itu prosesnya melalui tiupan/embusan roh dari Allah.
Menurut al Qur’an Digital 21, proses kejadian manusia dan tumbuh-tumbuhan, adalah bukti yang nyata tentang kebenaran hari berbangkit. Seperti yang digambarkan dalam QS Al Hajj [22] ayat 5.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاء إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّى وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاء اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Ya ayyuha alnnasu in kuntum fee raybin mina albaAAthi fainna khalaqnakum min turabin thumma min nutfatin thumma min AAalaqatin thumma min mudghatin mukhallaqatin waghayri mukhallaqatin linubayyina lakum wanuqirru fee alarhami ma nashao ila ajalin musamman thumma nukhrijukum tiflan thumma litablughoo ashuddakum waminkum man yutawaffa waminkum man yuraddu ila arthali alAAumuri likayla yaAAlama min baAAdi AAilmin shayan watara alarda hamidatan faitha anzalna AAalayha almaa ihtazzat warabat waanbatat min kulli zawjin baheejin
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
O mankind! If you are in doubt about the Resurrection, then verily! We have created you (i.e. Adam) from dust, then from a Nutfah (mixed drops of male and female sexual discharge i.e. offspring of Adam), then from a clot (a piece of thick coagulated blood) then from a little lump of flesh, some formed and some unformed (miscarriage), that We may make (it) clear to you (i.e. to show you Our Power and Ability to do what We will). And We cause whom We will to remain in the wombs for an appointed term, then We bring you out as infants, then (give you growth) that you may reach your age of full strength. And among you there is he who dies (young), and among you there is he who is brought back to the miserable old age, so that he knows nothing after having known. And you see the earth barren, but when We send down water (rain) on it, it is stirred (to life), it swells and puts forth every lovely kind (of growth).
Yusuf Ali:
O mankind! if ye have a doubt about the Resurrection, (consider) that We created you out of dust, then out of sperm, then out of a leech-like clot, then out of a morsel of flesh, partly formed and partly unformed, in order that We may manifest (our power) to you; and We cause whom We will to rest in the wombs for an appointed term, then do We bring you out as babes, then (foster you) that ye may reach your age of full strength; and some of you are called to die, and some are sent back to the feeblest old age, so that they know nothing after having known (much), and (further), thou seest the earth barren and lifeless, but when We pour down rain on it, it is stirred (to life), it swells, and it puts forth every kind of beautiful growth (in pairs).
ابٍ ثُمَّ=emission;awakening and delegation.
Ayat ini jelas-jelas mengaitkan kebangkitan dengan kelahiran. Ayat ini mendukung ayat 28 Surat Luqman. Kalau begitu seperti apa kita seharusnya memikirkan kebangkitan ini ? Setelah manusia dimatikan, kemudian ruhnya berada di alam barzakh (lihat artikel “Adakah Adzab Kubur ?). Kemudian ruh dikirim kedalam jasad atau badan wadag. Menurut Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi dalam bukunnya “Al Ba’ats Wan Nusyur, “Setiap ruh akan masuk kedalam jasadnya masing-masing.” Pernyataan ini tidak ada hujjahnya. Melihat dan mencermati QS Al Hajj [22] ayat 5. Ruh itu dikirim kedalam jasad atau badan wadag yang akan lahir melalui seorang ibu. Di dalam Al Waqiah[56] ayat 60-61 dikatakan bahwa manusia dimatikan untuk merubah rupa atau roman( To transfigure) , merubah atau memodifikasi (To modify) atau mengganti (To change, substitute, replace) dan menciptakan dalam bentuk yang tidak kamu kenal.
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
عَلَى أَن نُّبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَنُنشِئَكُمْ فِي مَا لَا تَعْلَمُونَ
Nahnu qaddarna baynakumu almawta wama nahnu bimasbooqeena
AAala an nubaddila amthalakum wanunshiakum fee ma la taAAlamoona
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,
untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
We have decreed death to you all, and We are not unable,
Yusuf Ali:
We have decreed Death to be your common lot, and We are not to be frustrated
Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan:
To transfigure you and create you in (forms) that you know not.
Yusuf Ali:
from changing your Forms and creating you (again) in (forms) that ye know not.
Kesimpulan bahwa diri manusia dibangkitkan melalui kelahiran melalui bayi dengan rupa yang berbeda dengan sebelumnya di dunia. (sebagai referensi baca juga artikel ”Kelahiran Kembali”). Untuk meyakinkan marilah kita menyimak hadits yang saya ambil dari blog www.dwi-setiawati.web.id. Sahabat Ma’adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah : " Ya Rasul …Terangkan kepadaku tentang makna firman Allah :Yaitu hari ketika ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok .”Maka menangislah Rasulullah. Cucuran air matanya membasahi bajunya Engkau telah bertanya sesuatu yang dahsyat. Umatku akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam kelompok-kelompok 12 (dua belas) tabiat :
Kelompok pertama : Dibangkitkan tanpa tangan dan kaki. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang menggangu tetangganya. Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya ."
Kelompok kedua : Dibangkitkan dalam bentuk babi. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan "Mereka adalah orang-orang yang bermalas-malas melakukan shalat Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya ."
Kelompok ketiga : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan perut besar menggunung, dipenuhi ular dan kalajengking Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan "Mereka adalah orang-orang yang menahan-nahan zakat Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok keempat : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan darah mengalir dari mulut. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang berdusta dalam jual-beli Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok kelima : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berbau busuk. Lebih busuk dari bau bangkai Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang melakukan maksiat tersembunyi karena merasa takut dilihat orang tetapi tidak takut dari pengawasan Allah Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok keenam : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan terputus lehernya Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang memberi kesaksian palsu Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok ketujuh : Dibangkitkan dari kuburnya tanpa memiliki lidah. Dari mulutnya mengalir nanah dan darah. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang menolak memberi kesaksian Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok kedelapan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan tertunduk. Kedua kaki di atas kepala Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang gemar melakukan zina dan keburu mati sebelum bertobat Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok kesembilan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam. Matanya biru perutnya penuh api Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang memakan harta, dan merampas hak anak-anak yatim secara zalim Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok kesepuluh : Dibangkitkan dari kuburnya Dalam keadaan sakit kusta dan sopak Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang mendurhakai kedua orangtua Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok kesebelas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan buta-hati buta-mata. Giginya seperti tanduk kerbau. Bibir dan lidahnya bergelantungan mencapai dada, perut, dan paha. Sedang dari perutnya keluar kotoran. Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang gemar meminum khamr Maka inilah ganjarannya dan nerakalah tempatnya."
Kelompok kedua belas : Dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah bercahaya, seperti sinar bulan purnama. Melewati sirath al-Mustaqim. Secepat kilat menyambar angin Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan " Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal kebajikan. Menjauhi segala kemaksiatan. Rajin memenuhi panggilan shalat, dan mati sesudah bertobat Maka ganjaran mereka adalah: Pengampunan, rahmat, dan ridha, Serta surga dari Allah Ta’ala."
Kalau memang nâr itu merupakan api yang menyala-nyala (riil), kenapa manusia dibangkitkan dalam keadaan cacat dan dijadikan babi. Kenapa tidak langsung dimasukkan kedalam nâr, pasti akan hancur lebur seperti orang di kremasi. Tidak perlu dicacatkan lagi dan tidak perlu dijadikan babi. Jadi nâr itu dapat di indikasikan berada dalam dunia ini.Wa llahu alam bish shawab.

Minggu, 20 Juli 2008

Seperti Apa Orang Berfikir Tentang Kebangkitan ? (1)

Sebelum membahas tentang kebangkitan. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah kenapa kita harus memikirkan tentang kebangkitan, yang merupakan sesuatu yang ghaib. Kalau kita tidak mau memikirkan tentang perumpamaan-perumpamaan yang didalam Al Qur’an termasuk didalamnya perumpamaan tentang kebangkitan, apakah kita termasuk orang yang tidak mengamalkan Al Qur’an .Karena kita diperintah oleh Allah untuk memikirkan tentang perumpamaan-perumpamaan dalam Al Qur’an.

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Law anzalna hatha alqurana AAala jabalin laraaytahu khashiAAan mutasaddiAAan min khashyati Allahi watilka alamthalu nadribuha lilnnasi laAAallahum yatafakkaroona

Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS Al Hasyr[59] ayat 21.

Semoga kita ini termasuk kaum yang memikirkan.tanda-tanda di langit dan bumi sebagaimana digambarkan oleh Allah dalam QS Al Baqarah [2] ayat 164.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاء مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Inna fee khalqi alssamawati waalardi waikhtilafi allayli waalnnahari waalfulki allatee tajree fee albahri bima yanfaAAu alnnasa wama anzala Allahu mina alssamai min main faahya bihi alarda baAAda mawtiha wabaththa feeha min kulli dabbatin watasreefi alrriyahi waalssahabi almusakhkhari bayna alssamai waalardi laayatin liqawmin yaAAqiloona

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Melalui para ilmuwan kita mengetahui dan berfikir bagaimana penciptaan langit dan bumi. Air terbentuk dari unsur hydrogen dan oksigen. Dan bagaimana Allah menyebarkan segala jenis hewan serta kisaran angin dan awan. Jangan menggambarkan dibenak kita bahwa menyebarkan hewan itu seperti menyebarkan benih di sawah. Demikian pula proses penciptaan kelahiran yang diungkapkan oleh Allah dengan kalimat yang begitu indah dalam QS An Najm[53] ayat 45-47.

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى

مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى

وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الْأُخْرَى

Waannahu khalaqa alzzawjayni alththakara waalontha
Min nutfatin itha tumna
Waanna AAalayhi alnnashata alokhra

Artinya,
dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.
dari air mani, apabila dipancarkan.
Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati).

Dipandang dari sudut morphologis “alnnashata alokhra” itu mempunyai arti :

النَّشْأَةَ=growth, development and evolution (pertumbuhan,perkembangan dan evolusi.)

الْأُخْرَى= other or annother (yang lain)

Kalau ayat 47 ini diterjemahkan bahwa “Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain”, dapatlah dibenarkan. Nutfah berkembang menjadi bayi dan tumbuh menjadi dewasa. Itu dapat dikatakan kejadian yang lain. Memang, kalau dibandingkan Nutfah dengan bayi tentu sudah mengalami kejadian yang berbeda (lain). Kemudian kalau diberi keterangan didalam kurung “ kebangkitan sesudah mati” akan mempunyai arti bahwa kebangkitan sesudah mati itu prosesnya seperti kelahiran seorang bayi.

Setelah bayi lahir, tumbuh menjadi dewasa dan akhirnya mati (QS Al Ankabut[29] ayat 57)

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Kullu nafsin thaiqatu almawti thumma ilayna turjaAAoona

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa setelah kematian, diri manusia (nafs) itu berada di alam barzakh ( Lihat artikel Adakah adzab kubur ? ). Apakah alam barzakh itu berada di dalam kubur artinya di dalam tanah bersama-sama tulang belulangnya atau entah dimana ?, hanya Allah yang Maha Tahu. Mereka menunggu untuk dibangkitkan. Bagaimana perumpamaan-perumpamaan tentang kebangkitkan itu digambarkan oleh Allah ?

1. Perumpamaan kebangkitan setelah kematian manusia
2. Perumpamaan kebangkitan setelah kehancuran bumi
3. Perumpamaan kebangkitan setelah kehancuran alam semesta


Sabtu, 19 Juli 2008

Kesalehan Lisan

Tuhan menyampaikan firmannya melalui wujud bahasa. Ini adalah suatu realitas. Kita mengetahui firman Tuhan dari Al Qur’an dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab dan ditranslasi ke berbagai bahasa-bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia. Bahkan Tuhan menciptakan manusia yang berkemampuan berbahasa. Inilah yang membedakan manusia dan hewan serta tumbuh-tumbuhan. Bahasa dalam arti kata-kata ini, kadangkala lebih tajam daripada pedang. Words are sharper than swords. Kata-kata yang tajam, yang sering digunakan adalah kata-kata yang mempunyai makna kekerasan seperti “penggal kepalanya....., bunuh saja…, bakar semua….,cincang…, tendang, tempeleng dan serang. Di media cetak, media internet melalui forumnya atau poster yang diperlihatkan pada saat melakukan unjuk rasa sering menggunakan kata-kata anarkis. Bermula dari hasutan atau bujukan kata-kata, terbakarlah emosi dan amarah, akhirnya korban manusia tidak bersalah berjatuhan. Ini bahayanya lisan. Kita sering dipertontonkan melalui televisi ulah saudara-saudara kita melakukan unjuk rasa dengan wajah yang garang dan ungkapan-ungkapan lisan dengan kata-kata yang tidak baik, tidak beradab dan mengobarkan kengerian dan ego-sektarian. Baku pukul juga diperlihatkan oleh orang-orang terhormat di legislatif, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. . Apakah memang kebencian dan kemarahan yang ditumpahkan dalam lisan dan perbuatan itu menafikan tuntunan dan firman Tuhan dengan berlindung karena godaan syaitan..? Saya yaqin tidak ! Tetapi mungkinkah mereka belum memahami firman Allah yang terkandung dalam Al Qur’an atau apakah mereka belum dapat memaknai apa yang tersurat maupun yang tersirat dalam hadits, yang merupakan kumpulan sunnah Rasulullah yang diriwayatkan oleh para cendikia jaman dulu. Boleh jadi tidak melakukan ? Mengapa tidak mengamalkan perintah Allah dan Rasul-nya ? Ataukah mereka bukan orang yang beragama Islam ? Marilah kita kembali kepada apa yang terkandung dalam Al Qur’an dan As Sunnah.

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا

Waqul liAAibadee yaqooloo allatee hiya ahsanu inna alshshaytana yanzaghu baynahum inna alshshaytana kana lilinsani AAaduwwan mubeenan

Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS Al Israa’[17] ayat 53)

Dari Abu Zar رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda kepada saya:

"Janganlah engkau menghinakan sesuatupun dari amal kebaikan -yakni sekalipun tampaknya kecil, janganlah tidak dilakukan, meskipun andaikata engkau bertemu saudaramu dengan menunjukkan wajah yang manis," - atau berseri-seri tanda bersuka cita ketika bertemu itu. (Riwayat Muslim)

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda: "Dan mengucapkan perkataan yang baik itu adalah merupakan sedekah." (Muttafaq 'alaih).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ . [رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hurairah"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya". HR. Bukhari dan Muslim.

Maha Suci Allah. Islam itu sangat indah. Islam is Beautiful. Bagaimana tidak indah ? Al Quran dan As Sunnah tidak mengerdilkan akal budi, tetapi justru mengedepankan akal budi yang baik dan tinggi (akhlaqul karimah). Berbicara yang baik dan menunjukkan wajah yang manis ketika bertemu. Tersenyum dan berdialog dengan perkataan baik, cantik dan indah,….sungguh indah dan elok orang muslim itu. Kalau tidak lebih baik diam. Silent is Golden. Memuliakan tetangganya dan memuliakan tamunya dengan baik. Bahaya lisan itu sangat banyak. Rasulullah صلی الله عليه وسلم juga bersabda:
"Bukankah manusia terjerumus ke dalam nâr karena tidak dapat mengendalikan lidahnya"(Imam Nawawi). Kesalehan itu tidak hanya syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Kesalehan itu mencakup semuanya. Itu yang dinamakan Islam kaffah atau Berserah diri secara total kepada Allah. Wa llahu ‘alam bish shawab.

Semangat.......Semangat.......Semangat.......!

Di zaman Rasulullah, 1500 tahun yang lalu, kaum mukmin bergemuruh. Ada yang berlari. Ada yang berkuda. Adapula yang menunggang unta. Kita pasti dapat membayangkan pada waktu Rasulullah memberi semangat dan mengacung-ngacungkan telunjuk, memberikan perintah dengan gagahnya diantara kaum mukminin. Beliau berada diatas punggung kuda diantara debu berterbangan dan suara tapal kuda yang menyentuh bebatuhan. Pada waktu itu kaum mukminin berperang dengan orang kafir. Kaum mukminin menyerang dengan gegap gempita itu bukan tidak beralasan tetapi karena kaum mukminin diserang, diserbu dan dimusuhi oleh orang-orang kafir. Suasana perang dan penyerbuhan ketengah-tengah orang kafir pada pagi hari itu digambarkan dengan kata-kata yang indah dan puitis dalam QS Al ‘Aadiyaat[100] ayat 1-5

وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا

فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا

فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا

فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا

فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا

Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,

dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan ,

dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,

maka ia menerbangkan debu,

dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

Nah, kenapa kita tidak meneladani Rasul dan kaum mukminin. Mereka bersemangat dan gegap gempita mengikuti perintah Allah dan Rasul-nya. Meskipun perintah Allah dalam QS An Nisaa’[4] ayat 84 tentang “……Kobarkanlah semangat orang-orang mukmin…”,

وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ

(Incite and raise the believers)

adalah mengobarkan semangat untuk berperang. Tetapi perintah ini masih relevan dengan keadaan zaman “tanpa perang” sekarang ini, khususnya di negara kita yang tercinta ini. Ayat ini dapat menyemangati kita dan anda sebagai orang mukmin untuk mengobarkan semangat di segala bidang. Di bidang kita bekerja dan di bidang kita belajar… Janganlah pernah tidak bersemangat. Janganlah berpangku tangan saja. Janganlah malas belajar. Janganlah malas bekerja. Selesai urusan yang satu. Selesaikan urusan yang lainnya. Anda memperoleh sesuatu dari apa yang anda telah perbuat. Sukses mulai dari tangan Anda. Bersemangatlah ! Wa llahu ‘alam bish shawab.

Jumat, 18 Juli 2008

Kenapa Orang Murtad Harus Dibunuh ?

Hukuman membunuh orang murtad tidak ditemukan dalam Al Quran setelah membolak-balik halaman demi halaman Al Quran. Yang diatur dalam Alquran adalah balasan orang murtad di hari kemudian (akhirat).”Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS Al Baqarah[2]ayat 217).Bahkan Hukum Pidana (Jinayah) dalam AlQuran Digital 21-pun telah diteliti, namun tidak ditemukan hukum membunuh orang murtad. Ternyata yang mengatur pembunuhan atau pemenggalan orang murtad itu adalah Hadits-Hadits sebagai berikut :

Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Orang yang menyalahi agamanya dengan agama Islam (murtad), maka penggallah lehernya”. (HR At-Thabarani).

HR Buhari Muslim,dari Ibnu Mas'ud ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal darah seorang muslim yang mengucap tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa aku Rasulullah, kecuali dengan satu dari tiga sebab.

[1] tsayyib (orang yang sudah pernah menikah) bila berzina,

[2] pembunuhan nyawa manusia, dan

[3] orang yang meninggalkan agamanya dan meninggalkan jamaah.

Walaupun Hadits tersebut sahih, tetapi nampaknya dibutuhkan kajian lebih lanjut apakah hadits ini dipandang perlu dimansukh-kan mengingat tidak selaras dengan kandungan Al Quran. Hadits ini tidak cukup bersesuai dengan prinsip tidak ada paksaan dalam hal agama (al-Dien), yang terdapat dalam surah al-Baqarah [2] ayat 256:

”Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan jalan yang benar dari pada jalan yang sesat..............” Terjemahan dalam bahasa Inggris-nya adalah There is no compulsion in religion” (Dr. M. Taqiud-Din & Dr. M. Khan maupun Yusuf Ali ). Tidak ada kata “memasuki” dan “Islam”. Ini artinya apa ? Pernyataan ini merupakan statemen kebebasan yang bersifat universal. Bahwa memasuki agamapun diperkenankan menurut akal dan pikirannya sendiri dan boleh keluar dari agama itu bila tidak sesuai menurut akal dan pikirannya. Dengan demikian ayat ini harus dibaca masuk Islam atas kesadaran sendiri demikian pula keluar dari Islampun boleh dengan kesadaran sendiri.Tidak ada paksaan maupun ancaman terhadap jiwa mereka. Meskipun, sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam (QS. Ali-Imran [3]ayat19) dan tidak diterima dan merugi bagi mereka yang tidak masuk agama Islam (QS Ali-Imran[3]ayat 85). Mereka, orang-orang kafir masuk Islam haruslah atas kesadaraan sendiri, dan bukan karena ada paksaan dari kita (misalnya dengan ancaman terhadap jiwa mereka jika tidak mau masuk Islam). Apalagi dalam QS Al Kaafiruun[109] ayat 6, jelas dikatakan Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. “ Tidak perlulah kita mengurusi orang. Urusilah diri kita sendiri, apakah sudah sebenar-benarnya taqwa.

Didalam QS An Nisaa[4] ayat 137 diceritakan bahwa ada orang beriman menjadi kafir, kemudian beriman dan kafir lagi. Allah tidak memberikan perintah untuk membunuh tapi Allah tidak akan memberi ampunan diakhirat sebagaimana juga dijelaskan dalam QS Al Baqarah 217 diatas.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya[362], maka sekali-kali Allah

tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus” (QSAn Nisaa’[4] ayat 137)"

Bahkan Allah mengajarkan suatu kebebasan untuk memilih mau beriman boleh mau kafir juga boleh.Sebagaimana difirmankan dalam QS Al Kahfi [18] ayat 29 sebagai berikut :

”Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.”

Artinya bahwa orang boleh kafir kemudian beriman lalu kafir lagi. Tuhan memberikan kebebasan sebagaimana QS An Nisaa'[4]ayat 137, tetapi diancam oleh Allah tidak akan dapat ampunan diakhirat.

Allah berfirman dalam QS Al Isra’[17] ayat 107. ”Katakanlah, Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah)”. Allah memberikan kebebasan orang beriman atau tidak beriman. Bagi Allah tidak masalah atau bagi Allah sama saja. Oleh karena itu, mengapa mereka harus marah atau ingin membunuh bila ada yang murtad alias ”dari beriman kemudian tidak beriman”, bahkan masih dalam perdebatan atau wacana sudah dikatakan murtad. Bagaimana kalau orang itu masih masih mengucapkan dua kalimat syahadat. Berarti dia masih seorang mukmin. Lha, bagaimana kalau terlanjur dibunuh. Mahasuci Allah, balasannya jahannam.

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS An Nisaa’ [4] ayat 93). Kesimpulannya hadits tadi sangat tidak cukup bersesuaian sekali dengan Al Quran. Firman Allah dalam Al Quran selalu mengharuskan umat Islam berbuat baik, berakhlaq mulia dan penuh keramahan dan bukan menunjuk wajah dan perilaku yang penuh keberingasan.Wa llahu ’alam bish shawab.

Kamis, 17 Juli 2008

Adakah adzab kubur ?

Sebelum menerangkan ada dan tidaknya adzab kubur. Marilah kita sejenak kembali berusaha untuk menemukan arti adzab yang sebenarnya. Adzab sebenarnya mempunyai arti segala sesuatu yang mendatangkan kesulitan, atau menyakitkan dan memberatkan beban atau tanggungan jiwa dan atau fisik. Nah sekarang kita bicarakan tentang kubur. Kubur secara kasat mata, kubur itu merupakan tanah yang digali sehingga berlubang untuk memasukkan orang meninggal didalamnya. Orang yang meninggal didalam kubur, dikatakan dia berada di alam kubur. Secara fisik jasadnya di dalam kubur. Tetapi rohnya dimana ? Berada dimana dialam barzakh (QS Al Mu’minuun[23]ayat 100)

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

LaAAallee aAAmalu salihan feema taraktu kalla innaha kalimatun huwa qailuha wamin waraihim barzakhun ila yawmi yubAAathoona

“agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan [1023]”.

[1023] Maksudnya: mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat.

Kehidupan dalam kubur itu bukan kubur dalam arti fisik. Kata “barzakh” dalam al Qur’an hanya disebut sebanyak tiga kali, yaitu pada QS Al Mu’minuun[23]ayat100; QS Ar Rahman[55]ayat 20 dan QS Al Furqaan[25]ayat 53.

Kedua ayat terakhir tidak berkaitan dengan hari kebangkitan tetapi berhubungan dengan kelautan. Simak ayatnya berikut ini.

Ar Rahmaan (55)

-Verse 19-

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

Maraja albahrayni yaltaqiyani

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

Al Furqaan (25)

-Verse 53-

وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا

Wahuwa allathee maraja albahrayni hatha AAathbun furatun wahatha milhun ojajun wajaAAala baynahuma barzakhan wahijran mahjooran

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

Jadi barzakh, yang kita bicarakan adalah yang berkaitan dengan hari kebangkitan. Dari ayat QS Al Mu’minuun[23]ayat100 dijelaskan bahwa orang meninggal itu rohnya itu berada di suatu tempat dimana ada dinding yang menghalanginya bahwa roh itu tidak bisa kembali ke jasadnya di bumi dan tidak bisa menuju kehidupan berikutnya sampai hari mereka dibangkitkan. Dalam bahasa, roh itu bisa berarti nafs, jiwa, diri dan diri Tuhan (QS Al An’am[6] ayat 12 “kataba ‘ala nafsihir rahma”,yang artinya Allah menetapkan atas dirinya menganugerahkan rahmat). Apakah sama diri manusia (nafs) dengan diri Tuhan (nafs). Wa llahu ‘alam bish shawab. Dengan demikian diri manusia itu berada di alam barzakh atau orang menyebutkan di alam kubur. Tetapi bukan kubur dalam arti sebenarnya secara fisik. Kalau dibongkar kuburan itu tidak ditemukan diri manusia tetapi hanya tulang belulang saja. Tulang belulang itu kalau dibakar akan mejadi abu.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa diri manusia itu berada di alam barzakh. Mereka menunggu untuk dibangkitkan. Apa kata diri manusia itu setelah dibangkitkan (walaupun mungkin tidak berkata-kata seperti manusia sekarang). Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS Yaasiin[36] ayat 51 dan 52.

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ

Wanufikha fee alssoori faitha hum mina alajdathi ila rabbihim yansiloona

Dan ditiuplah sangkalala [1271], maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.


[1271] Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua yang sesudah nya bangkitlah orang-orang dalam kubur.

Setelah sangkakala ditiupkan maka mereka keluar dari kubur. Kubur ini bukan kubur secara fisik di dunia ini. Kubur ini berarti alam barzakh. Nah, apa yang disampaikan diri manusia. Renungkanlah di ayat 52 berikut ini.

قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

Qaloo ya waylana man baAAathana min marqadina hatha ma waAAada alrrahmanu wasadaqa almursaloona

Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).

Diri manusia (roh, jiwa, nafs) menunggu di alam barzakh itu dirasakan seperti tidur-tiduran ditempat tidur. Mereka berkata: “Aduhai celaka siapa yang membangunkan kami!” Berarti diri manusia itu tidak merasakan siksa atau adzab. Kalau ada adzab di alam barzakh, tentunya mereka mungkin akan mengatakan:” Aduhai, untung ada yang menghindarkan kami dari adzab!” Wa llahu ‘alam bish shawab.

Nah, dimana ada berita adzab kubur. Bisa jadi cerita adzab kubur hanyalah dongengan orang-orang zaman dahulu untuk membujuk orang-orang agar melaksanakan perintah Allah dengan benar.

Kalau kita meneliti hadits, memang ada dari Zaid bin Tsabit. Rasul bersabda:”Sesungguhnya mereka tengah diadzab dalam kuburnya.Kalau saja kalian tidak akan lari, pasti aku akan meminta Allah agar memperdengarkan adzab kubur yang tengah aku dengarkan ini (HR Muslim-Sahih).

Ayat-ayat al Qur’an yang telah dijelaskan diatas, niscaya atau barangkali menafikan hadits riwayat Muslim ini. Bisa jadi Rasul menyampaikan berita ini merupakan usaha untuk meyakinkan umat pada waktu itu tentang kebangkitan kembali. Wa llahu ‘alam bish shawab.

Kamis, 10 Juli 2008

Poligami Dalam Perspektif Islam

Dahulu dalam sejarah umat manusia, seorang laki-laki dapat kawin dengan lebih dari satu perempuan. Apakah laki-laki itu raja, kepala suku atau orang biasa dapat kawin dengan banyak wanita. Konon ada yang lebih dari 100 wanita. Di negeri Cina, Raja mempunyai satu permaisuri dan selir-selir yang jumlahnya bisa ratusan. Sampai ada yang tidak mengenal anaknya. Termasuk juga di jaman kerajaan-kerajaan Mataram Hindu atau Islam. Di jaman pra Islam, para kepala suku sudah terbiasa memelihara gundik, selir, simpanan dan harem di negeri-negeri Arab. Bahkan di dalam Hadits diterangkan bahwa Ghaylan bin Salmah memiliki 10(sepuluh) istri (Al-Muwattha-Imam Malik). Abu dawud meriwayatkan dalam Haditsnya bahwa Harits bin Qaya mempunyai 8(delapan) Istri. Bagaimana dalam Islam, marilah kita simak ayat-ayat dalam Al Qur’an.

Sebagai orang Islam itu ada kewajiban untuk mengawinkan seorang yang yang sendirian apakah itu anak sendiri, saudara dan budak-budak(kalau jaman dahulu) dan pembantu-pembantu rumah tangga (kalau jaman sekarang) baik laki-laki maupun perempuan.

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian [1036] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(QS An Nuur[24] ayat 32)


[1036] Maksudnya: hendaklah ladi-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.

Budak atau hamba sahaya ( slaves) dan pembantu rumah tangga itu jelas berbeda. Jangan samakan budak dengan pembantu rumah tangga. Dulu budak itu adalah harta dan boleh dikawini dan dimiliki. Semakin banyak memiliki budak dapat dikatakan semakin kaya. Dan yang terpenting adalah harus kawin dengan species yang sama. Artinya kawin dengan sesama manusia dan jangan kawin dengan hewan (sapi) he..he. Dan jangan pula kawin dengan sesama laki-laki atau sesama perempuan. Cobak simak ayat berikut ini.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, …....................................(QS Ar Rum [30] ayat 21)

Dengan demikian kalau di lingkungan kita terdapat seorang laki-laki dan seorang perempuan yang belum nikah, yang sudah waktunya menikah. Kita wajib mencarikan jodoh. Kalau tidak, kita tidak memenuhi perintah AlQur’an. Tetapi kalau yang akan dikawinkan itu adalah perempuan, maka yang laki-laki harus mempunyai kesanggupan atau mempunyai kemampuan. Dan kalau yang laki-laki itu tidak mempunyai kemampuan maka perempuan itu agar dicarikan laki-laki lain yang mempunyai kesanggupan dan kemampuan. Demikian juga kalau yang akan dikawinkan itu adalah laki-laki, maka yang laki-laki tersebut harus sudah mempunyai kesanggupan dan kemampuan. Kemampuan ini adalah bersifat psikologis (rohani) maupun yang bersifat material yang berarti sanggup menghidupi calon istrinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was sallam.

"Artinya : Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mempunyai kesanggupan, maka menikahlah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan mata dan lebih memelihara kesucian farji ; dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa dapat menjadi benteng baginya" [Muttafaq 'Alaih]

Jangan mengawinkan anak perempuan dengan pemuda yang belum mempunyai kesanggupan dan kemampuan. Demikian pula jangan mengawinkan anak laki-laki yang belum memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk menikahi seorang perempuan.

Nah, kalau sudah mampu dan sanggup menikah, maka diharuskan untuk dinikahkan (QS An Nuur[24] ayat 32).

Permasalahannya sekarang bolehkah menikah atau kawin dengan lebih dari satu wanita. Sebenarnya Islam membolehkan kawin lebih dari satu, tetapi harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Yang pertama, harus dapat berlaku adil. Adil disini mempunyai arti adil dalam segala hal, yaitu pakaian, tempat tinggal, giliran menggauli dan lain-lain yang bersifat lahiriyah dan bathiniyah. Dan yang paling banyak 4(empat) perempuan yang boleh dinikahi. Kalau tidak bisa adil, ya satu perempuan saja yang dinikahi. Sebab kalau tidak bisa adil akan terjerumus kedalam perbuatan aniaya (dhalim). Seperti yang termaktub dalam ayat berikut ini.

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil [265], maka (kawinilah) seorang saja [266], atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS An Nisaa’ (4) ayat 3)


[265] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
[266] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad r Ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja
.

Arti ayat suci di atas adalah bahwasanya jika seorang anak perempuan yatim berada di bawah asuhan seseorang dan ia merasa takut kalau tidak bisa memberikan mahar sepadan kepadanya, maka hendaklah mencari perempuan lain, sebab perempuan itu banyak dan Allah tidak mempersulit hal itu terhadapnya. Boleh kawin lebih dari 1(satu).Namun dengan syarat adil dan mampu untuk itu. Maka barangsiapa yang takut tidak dapat berlaku adil hendaknya cukup menikahi satu istri saja dengan boleh mempergauli budak-budak perempuan yang dimilikinya. Hal ini ditegaskan oleh praktek yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dimana saat beliau wafat meninggalkan sembilan orang istri. Dan Allah telah berfirman (Syaikh Abdul Aziz bin Baz),

"Artinya : Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada Rasulullah suri teladan yang baik" [Al-Ahzab(33) : 21]

Kalau ingin meneladani Rasulullah, seharusnya meneladani secara total. Jangan setengah-setengah. Artinya pada keadaan normal, sebelum Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul. Bahkan sesudah diangkat menjadi rasul. Nabi Muhammad hanya kawin seorang perempuan saja, yaitu Khadijah. Nabi tidak sampai hati melihat istrinya dimadu. Bahkan setelah Khadijah meninggal, Nabi Muhammad sering mengingat-ingat istrinya yang sudah meninggal, sehingga Aisyiah cemburu. Nah, baru setelah terjadi peperangan dengan orang kafir, karena orang Muslimin diserang. Banyak sahabat Rasul banyak yang meninggal dan tentunya banyak janda. Rasul baru menikah lebih dari 1(satu) setelah istrinya meninggal. Dengan demikian Rasul mempunyai 9 (sembilan) istri adalah untuk memecahkan masalah. Poligami merupakan solusi, bukan merupakan suatu keinginan atau hasrat untuk memuaskan hawa nafsu. Keingingan laki-laki untuk kawin dengan banyak perempuan adalah fitrah. Sehingga Islam perlu mengatur jumlah perempuan yang akan dikawini. Kalau tidak, seperti yang terjadi pada sebelum Islam. Dan kalau ingin meneladani Rasul secara kaffah, berarti boleh kawin setelah istri pertama meninggal dan untuk memecahkan masalah atau problem. Sesuai dengan Al Qur’an , laki-laki tidak boleh menikah lebih dari 4 (empat). Menikah lebih dari 4(empat) merupakan hukum khusus untuk Rasul.

Sebenarnya Allah sudah memperingatkan bahwa laki-laki itu tidak pernah sekalipun adil terhadap istri-istrinya, walaupun laki-laki sangat ingin berbuat adil. Jadi hanya ingin saja tetapi tidak dapat berbuat adil. Ya, ini berarti dan boleh dibilang “omong kosong” belaka, kalau ada laki-laki ingin poligami dan dia mengatakan akan berbuat adil.

“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS An Nisaa’[2] ayat 129)

Yang kedua, terciptanya rasa kasih sayang. Mawaddah wa rahmah. Simak ayat Al Qur’an berikut ini.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Ar Rum [30] ayat 21)

Bahkan Rasul telah menyampaikan kepada umatnya bahwa kawinlah dengan perempuan yang subur dengan penuh kasih sayang. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban.

“Artinya : Kawinilah wanita-wanita yang penuh kasih sayang lagi subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku akan menyaingi umat-umat yang lain dengan bilangan kalian pada hari kiamat kelak" [Riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban]

Ayat dan Hadits ini harus ditafsirkan bahwa kalau laki-laki ingin kawin lagi dan menyebabkan hilangnya rasa kasih sayang, karena istri pertamanya tidak mau dimadu dan tidak ridha, maka kawin lagi lebih dari 1(satu) itu bertentangan dengan ayat Al Qur’an dan Hadits diatas. Jadi harus ada ridha istri pertama. Mana ada perempuan yang mau dimadu kecuali karena ketidakberdayaan atau keterpaksaan.

Jadi pada dasarnya bahwa Islam menganut “Monogami”. Boleh melakukan poligami dengan syarat adil dan ridha istri pertama. Tanpa adil dan ridha istri, maka mawaddah wa rahmah tidak akan terjadi. Kunci perkawinan adalah terciptanya suatu keadaan yang penuh kasih sayang. Pologami boleh dilakukan bila mempunyai alasan yang kuat, adil dan ridha istri. Dalam tafsir Al-Maragy, jilid IV dijelaskan bahwa alasan untuk dapat kawin lebih dari 1(satu) atau poligami adalah sebagai berikut :

1. Tidak mempunyai keturunan

2. Istri menderita penyakit kronis, sehingga tidak bisa menunaikan tugasnya sebagai istri

3. Istri tidak sanggung lagi melayani suaminya yang hypersex.

4. Jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki.

Dari penjelasan tafsir Al-Maragy tersebut jelas bahwa perkawinan Islam menganut “Monogami". Islam mengijinkan pologami dengan syarat-syarat tertentu seperti yang telah dijelaskan diatas.. Wa llahu ‘alam bish shawab.

Selasa, 08 Juli 2008

Kepada Allah semua kembali (2)

Bertemu dengan Allah (liqa’Allah). Bertemu dengan Tuhan (liqa’I rabbihim). Liqa mempunyai arti perjumpaan denganya secara bersamaan, pertemuan sesuatu atau pertemuan dua hal. Pertemuan dengan Allah dan Rabb digambarkan dalam Al Qur’an seperti dalam surat berikut ini.

“Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al’Ankabuut [29] ayat 5)

“Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka” (QS Al An’am [6] ayat 154)

Pertemuan dengan Allah pasti akan terjadi bila manusia mengharap bertemu dengan Allah. Kalau tidak berharap, tentunya tidak akan bertemu dengan Allah. Manusia yang tidak berharap pertemuan dengan Allah dilukiskan dalam (QS Yunus [10] ayat 7)

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami.”

Kapan pertemuan dengan Allah? Bisa jadi di dunia seperti yang sudah dijelaskan dalam artikel Kepada Allah Semua Kembali (1). Pertemuan dengan Allah itu pada suatu hari dimana orang-orang dikumpulkan sebagaimana yang digambarkan pada ayat berikut ini.

Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk (QS Yunus [10] ayat 45)

Orang-orang itu dikumpulkan bersaf-saf. Apakah yang dikumpulkan itu badan wadagnya? Bukan ! Yang berkumpul itu adalah Ruhnya. Jadi bertemu dengan Allah itu berada di alam Ruh. Simak ayat berikut ini.

“Pada hari, ketika ruh[1550] dan para malaikat berdiri bershaf- shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.” (QS An-Naba’ [78] ayat 38)


[1550] Para ahli tafsir mempunyai pendapat yang berlainan tentang maksud "ruh" dalam ayat ini. Ada yang mengatakan "Jibril", ada yang mengatakan "tentara Allah", ada pula yang mengatakan "ruh manusia".

Setelah ruh-ruh tadi dihisab dan setiap ruh (jiwa) akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya (QS At Takwir [81] ayat 14) , maka akan dipertemukan ruh-ruh itu dengan badan wadagnya. dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)” (QS At TAkwir [81] ayat 7). Bagaimana Allah mempertemukan ruh-ruh itu dengan badan wadagnya? Pertemuan ruh dengan badan wadagnya ini tentu melalui proses. Proses ini digambarkan oleh dalam QS As Sajdah [32] ayat 9) dengan cara meniupkan ruh-Nya kedalam badan wadag.

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”

Setelah manusia mengalami siklus kematian dan kehidupan -pertemuan roh dan badan wadagnya – ( baca artikel sebelumnya), pada akhirnya kembali kepada Allah.

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (QS Al Baqarah (2) ayat 28).

Tsumma Ilaiihi Turja’uun (kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan). Turja’uun berasal dari kata raja’a-yarji’u-raj’an. Artinya menurut Al-Ashfahani adalah kembali kepada keadaan semula atau ukuran semula. Kalau dulu asalnya roh itu ditiupkan oleh Tuhan, pada saat kembali tentunya menunju kepada Tuhan atau menurut kamus Al-Munawwir berarti kembali kepada Tuhan melalui jalan semula (jalan yang telah dilewati). Bagaimana prosesnya ? Hanya Tuhan yang mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui.

Referensi :

1. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu (QS. Al Maidah (5) ayat 48)

2. Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1470]: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah." (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali." (QSAl Mumtahana (60) ayat 4).

3. Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).(QS Al Maidah (5) ayat 18)

4. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS Al Maidah(5) ayat 48).

5. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah[1343] sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)." (QS As Syuura (42) ayat 15)

6. Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka. (QS Yunus (10) ayat 4).

7. Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali.(QS Al Anbiyaa’ (21) ayat 93)

8. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS Al Baqarah (2) ayat 156).

9. Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).(QS Ali Imran (3) ayat 28).

10. Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali. (QS Asy Syuura (42) ayat10).

11. Maka segeralah kembali kepada Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (QS Adz Dzaariya (51) ayat 50)

12. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (QS Al Baqarah (2) ayat 28).

13. Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.(QS Huud (11) ayat 88).

14. Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS Al An’am (6) ayat 164).

15. Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka, (tentulah kamu akan melihatnya) atau (jika) Kami wafatkan kamu (sebelum itu), maka kepada Kami jualah mereka kembali, dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan.(QS Yunus (100 ayat 46).

16. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS Al Baqarah (2) ayat 285).

17. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan (QS Al An’am (6) ayat 60).

18. Allah menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali; kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan (QS Ar Ruum (30) ayat 11).

19. Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Al Maidah (5) ayat 105).

20. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).(QS At Taghaabun (64) ayat 3).

21. Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali." (QS Ar Ra’d (13) ayat 36).

22. Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.(QS Al Mu’min (40) ayat 43).

23. Dan barangsiapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (QS Luqman (31) ayat 23).

24. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS Ali Imran (3) ayat 14).