Kamis, 17 Juli 2008

Adakah adzab kubur ?

Sebelum menerangkan ada dan tidaknya adzab kubur. Marilah kita sejenak kembali berusaha untuk menemukan arti adzab yang sebenarnya. Adzab sebenarnya mempunyai arti segala sesuatu yang mendatangkan kesulitan, atau menyakitkan dan memberatkan beban atau tanggungan jiwa dan atau fisik. Nah sekarang kita bicarakan tentang kubur. Kubur secara kasat mata, kubur itu merupakan tanah yang digali sehingga berlubang untuk memasukkan orang meninggal didalamnya. Orang yang meninggal didalam kubur, dikatakan dia berada di alam kubur. Secara fisik jasadnya di dalam kubur. Tetapi rohnya dimana ? Berada dimana dialam barzakh (QS Al Mu’minuun[23]ayat 100)

لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

LaAAallee aAAmalu salihan feema taraktu kalla innaha kalimatun huwa qailuha wamin waraihim barzakhun ila yawmi yubAAathoona

“agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan [1023]”.

[1023] Maksudnya: mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat.

Kehidupan dalam kubur itu bukan kubur dalam arti fisik. Kata “barzakh” dalam al Qur’an hanya disebut sebanyak tiga kali, yaitu pada QS Al Mu’minuun[23]ayat100; QS Ar Rahman[55]ayat 20 dan QS Al Furqaan[25]ayat 53.

Kedua ayat terakhir tidak berkaitan dengan hari kebangkitan tetapi berhubungan dengan kelautan. Simak ayatnya berikut ini.

Ar Rahmaan (55)

-Verse 19-

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

Maraja albahrayni yaltaqiyani

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

Al Furqaan (25)

-Verse 53-

وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا

Wahuwa allathee maraja albahrayni hatha AAathbun furatun wahatha milhun ojajun wajaAAala baynahuma barzakhan wahijran mahjooran

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

Jadi barzakh, yang kita bicarakan adalah yang berkaitan dengan hari kebangkitan. Dari ayat QS Al Mu’minuun[23]ayat100 dijelaskan bahwa orang meninggal itu rohnya itu berada di suatu tempat dimana ada dinding yang menghalanginya bahwa roh itu tidak bisa kembali ke jasadnya di bumi dan tidak bisa menuju kehidupan berikutnya sampai hari mereka dibangkitkan. Dalam bahasa, roh itu bisa berarti nafs, jiwa, diri dan diri Tuhan (QS Al An’am[6] ayat 12 “kataba ‘ala nafsihir rahma”,yang artinya Allah menetapkan atas dirinya menganugerahkan rahmat). Apakah sama diri manusia (nafs) dengan diri Tuhan (nafs). Wa llahu ‘alam bish shawab. Dengan demikian diri manusia itu berada di alam barzakh atau orang menyebutkan di alam kubur. Tetapi bukan kubur dalam arti sebenarnya secara fisik. Kalau dibongkar kuburan itu tidak ditemukan diri manusia tetapi hanya tulang belulang saja. Tulang belulang itu kalau dibakar akan mejadi abu.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa diri manusia itu berada di alam barzakh. Mereka menunggu untuk dibangkitkan. Apa kata diri manusia itu setelah dibangkitkan (walaupun mungkin tidak berkata-kata seperti manusia sekarang). Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS Yaasiin[36] ayat 51 dan 52.

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ

Wanufikha fee alssoori faitha hum mina alajdathi ila rabbihim yansiloona

Dan ditiuplah sangkalala [1271], maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.


[1271] Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua yang sesudah nya bangkitlah orang-orang dalam kubur.

Setelah sangkakala ditiupkan maka mereka keluar dari kubur. Kubur ini bukan kubur secara fisik di dunia ini. Kubur ini berarti alam barzakh. Nah, apa yang disampaikan diri manusia. Renungkanlah di ayat 52 berikut ini.

قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

Qaloo ya waylana man baAAathana min marqadina hatha ma waAAada alrrahmanu wasadaqa almursaloona

Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).

Diri manusia (roh, jiwa, nafs) menunggu di alam barzakh itu dirasakan seperti tidur-tiduran ditempat tidur. Mereka berkata: “Aduhai celaka siapa yang membangunkan kami!” Berarti diri manusia itu tidak merasakan siksa atau adzab. Kalau ada adzab di alam barzakh, tentunya mereka mungkin akan mengatakan:” Aduhai, untung ada yang menghindarkan kami dari adzab!” Wa llahu ‘alam bish shawab.

Nah, dimana ada berita adzab kubur. Bisa jadi cerita adzab kubur hanyalah dongengan orang-orang zaman dahulu untuk membujuk orang-orang agar melaksanakan perintah Allah dengan benar.

Kalau kita meneliti hadits, memang ada dari Zaid bin Tsabit. Rasul bersabda:”Sesungguhnya mereka tengah diadzab dalam kuburnya.Kalau saja kalian tidak akan lari, pasti aku akan meminta Allah agar memperdengarkan adzab kubur yang tengah aku dengarkan ini (HR Muslim-Sahih).

Ayat-ayat al Qur’an yang telah dijelaskan diatas, niscaya atau barangkali menafikan hadits riwayat Muslim ini. Bisa jadi Rasul menyampaikan berita ini merupakan usaha untuk meyakinkan umat pada waktu itu tentang kebangkitan kembali. Wa llahu ‘alam bish shawab.

14 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum WR. WB.
Mudah-mudahan komentar jawaban yang saya sarikan dari beberapa sumber ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita tentang azab kubur.
" Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu" (QS 2:147)



قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
Mereka berkata, "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya).(QS. Yaasiin: 52)

Membaca sekilas terjemahan ayat ini memang bisa saja membuat kita jadi tidak percaya adanya siksa kubur. Sebab ayat ini menggambarkan bahwa orang di dalam kubur itu sedang tertidur. Lalu tiba-tiba dibangunkan, sehingga seolah-olah tidak ada siksa kubur. P adahal seharusnya, kalau kita ada masalah dengan penafsiran suatu ayat, sebaiknya kita buka kitab tafsir. Ambillah yang sederhana, misalnya kitab tafsir Ibnu Katsir.

Tafsir Ibnu Katsir: Tafsir Al-Quran Al-Adzhim
Kita menemukan surat Yasin dalam kitab tafsir ini berada pada jilid 11. Sedangkan ayat 52 terletak pada halaman 368. Di sana disebutkan oleh penulisnya, Ibnu Katsir, bahwa meski ada keterangan bahwa orang di alam kubur dalam keadaan tidur lalu dibangunkan, tidak berarti bahwa siksa kubur itu tidak ada. Sebab dibandingkan dengan dashyatnya adzab neraka betulan, adzab kubur itu jauh masih lebih ringan. Sehingga hanya seperti orang lagi tidur saja. Dijelaskan di kitab tersebut bahwa setelah disiksa di alam kubur dan sebelum dibangkitkan di hari kiamat, orang-orang akan ditidurkan sejenak. Hal itu sebagaimana disebutkan oleh Ubay bin Ka'ab, Qatadah, Mujahid dan Al-Hasan.

Tafsir Ad-dur Al-Mantsur
Kalau kita masih kurang yakin dengan penjelasan Ibnu katsir, mari kita buka koleksi kitab kita yang lain. Misalnya kita bukan kitab Tafsir Ad-dur Al-Mantsur. Dalam kitab ini disebutkan bahwa Al-Anbari menyebutkan dari Ubay bin Kaab bahwa orang-orang di dalam kubur akan ditidurkan sejenak sebelum dibangkitkan lagi di hari kiamat. Tidur itu hanya sejenak sebagai istirahat setelah mereka disiksa di alam kubur. Sebelum dibangkitkan di hari kiamat, ada jeda sebentar bagi mereka yaitu ditidurkan sejenak. Nah, lagi enak-enaknya tidur, tiba-tiba mereka dibangunkan kembali untuk dibangkitkan, yaitu kebangkitan kembali di hari kiamat. Silahkan periksa di kitab Ad-dur Al-Mantsur jilid 12 halaman 359. Kemudian juga ada penjelasan dari para ulama tafsri lain seperti Al-Firyabi, Abdu Ibnu Humaid, Ibnu Jarir, Ibnul Munzir, dan Ibnu Abi Hatim. Mereka semua mengemukakan juga bahwa manusia di alam kubur setelah disiksa, akan ditidurkan sebentar sebelum hari berbangkit tiba.

Ketika dibangkitkan lagi dari tidur sejenak mereka itulah orang-orang kafir protes, sebab lagi enak tidur, tiba-tiba dibangunkan untuk kembali di adzab, namun kali ini dengan adzab yang lebih pedih, lebih keras dan lebih menyakitkan.
Maka mereka pun mengeluh, Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?"

Reaksi Orang Mukmin
Mujahid berkata bahwa bagi orang yang beriman, mereka pun juga akan pengalami peniduran sejenak sebelum nanti dibangkitkan di hari kiamat. Namun karena mereka mendapati kenikmatan mereka akan bertambah, maka jawaban mereka lain dari jawaban orang kafir. Jawaban orang yang beriman ketika dibangunkan kembali adalah jawaban penuh kemenangan.
Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya).

Tafsir Ruhul Ma'ani: Al-Alusy
Bagaimana? Masih penasaran dan kurang yakin? Tidak apa-apa. Mari kita buka lagi kitab tafsir yang lainnya. Kali ini kita buka kitab Tafsir Ruhul Ma'ani karya Al-Alusy.
Dalam kitab tafsir ini ada tambahan sedikit selain keterangan seperti yang di atas dari Ibnu Abbas. Beliau mengatakan bahwa Allah SWT mengangkat adzab kubur sejenak di antara dua tiupan, sehingga orang-orang yang ladi disiksa tertidur kelelahan. Ketika tiupan kedua terjadi, maka bangunlah mereka dan melihat bahwa adzab neraka jauh lebih dahsyat lagi. Sehingga berkomentarlah mereka seperti yang ada di dalam ayat ini.

Dalil-dalil Siksa Kubur Adalah Dalil Yang Qath'i
Sebenarnya adanya azab kubur itu sesuatu yang sudah qath’i dan pasti sifatnya. Tidak perlu dipermasalahkan lagi Dalam banyak ayat Al-Quran Al-Kariem dan juga tentunya hadits Rasulullah SAW, kita mendapatkan bahwa dalil yang jelas dan qath’i. Demikian juga Rasulullah SAW menyebut-nyebut azab kubur secara tegas, jelas dan terang. Bagaimana mungkin kemudian mengingkarinya semata-mata mengambil pengertian kedua dari ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem?

A. Ayat-ayat Quran

1. Ayat Pertama
Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Quran Al-Kariem tentang adanya azab kubur.
…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, , "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. (QS. Al-Anam: 93)

2. Ayat Kedua
…Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.(QS. At-Taubah: 101)
Di ayat ini teramat jelas bahwa Allah SWT menyiksa orang zalim itu dua kali, yaitu pada alam kubur dalam kematiannya yaitu setelah nyawa dicabut hingga menjelang hari kiamat. Dan berikutnya adalah siksaan setelah hari kiamat yaitu di neraka.

3. Ayat Ketiga
Demikian juga yang Allah SWT lakukan kepada Fir’aun yang zalim, sombong dan menjadikan dirinya tuhan selain Allah SWT. Allah SWT mengazabnya dua kali, yaitu di alam kuburnya dan di akhirat nanti. Di alam kuburnya dengan dinampakkan kepadanya neraka pada pagi dan petang. Ini merupakan siksaan sebelum dia benar-benar dijebloskan ke dalamnya dan terjadinya pada alam kuburnya.
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat., "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras." (QS. Al-Mu’min: 46)

4. Ayat Keempat
Ayat ini lalu dikuatkan juga dengan ayat lainnya yang juga menyebutkan ada dua kali kematian, yaitu kematian dari hidup di dunia ini dan kematian setelah alam kubur.
Mereka menjawab, "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan untuk keluar?"(QS. Al-Mu’min: 11)

B. Dalil Hadits Shahih
Selain ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem, hadits-hadits shahih pun secara jelas menyebutkan adanya azab qubur. Sehingga tidak mungkin bisa ditolak lagi kewajiban kita untuk meyakini keberadaan azab kubur itu, sebab bila sudah Al-Quran Al-Kariem dan hadits shahih yang menyatakannya, maka argumentasi apa lagi yang akan kita sampaikan?

1. Hadits Pertama
Dalam hadits yang pertama kami sampaikan tentang azab kubur ini, haditsnya masih amat kuat berhubungan dengan ayat Al-Quran Al-Kariem. Yaitu firman Allah SWT dalam Al-Quran Al-Kariem:
Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 27)
Sebuah lafaz dalam ayat di atas menyebutkan tentang ‘ucapan yang tegas’ yang dalam bahasa Al-Quran Al-Kariem disebut dengan ’al-qouluts-tsabit’ dijelaskan oleh Rasulullah SAW bahwa itu adalah tentang pertolongan Allah SWT ketika seseorang menghadapi azab kuburnya.
Dari Al-Barra’ bin Azib dari Rasulullah SAW bahwa ketika seorang mukmin didudukkan di dalam kuburnya, didatangilah oleh malaikat, kemudian dia bersyahadat tiada tuhan kecuali Allah SWT dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah SAW, maka itulah makna bahwa Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh. (HR Bukhari kitab Janaiz Bab Maa Ja’a Fi azabil Qabri hn. 1280)

2. Hadits Kedua
Ada sebuah doa yang dipanjatkan oleh beliau dan diriwayatkan dengan shahih dalam shahih Al-Bukhari.
Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam shalat, ”Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari azab kubur …(HR Bukhari kitab azan bab doa sebelum salam hn. 789)

3. Hadits Ketiga
Dalam kitab shahihnya itu, Al-Bukhari pun membuat satu bab khusus azab kubur.
Dari Aisyah ra bahwa seorang wanita yahudi mendatanginya dan bercerita tentang azab kubur dan berkata, ”Semoga Allah SWT melindungimu dari azab kubur”. Lalu Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang keberadaan azab kubur itu. Rasulullah SAW menjawab, ”Ya, azab kubur itu ada”. Aisyah ra berkata, ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan shalat kecuali beliau berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur”. (HR Bukhari kitab Janaiz Bab Maa Ja’a Fi azabil Qabri hn. 1283)

4. Hadits Keempat
Dalam kitab shahihnya itu juga, Al-Bukhari membuat satu bab khusus tentang berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur.
Dari Musa bin ‘Uqbah berkata bahwa telah menceritakan kepada anak wanita Khalid bin Said bin Al-Ash ra bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur.(HR Bukhari kitab Janaiz Bab At-Ta’awwuz min azabil Qabri hn. 1287)

5. Hadits Kelima
Dari Aisyah ra bahwa beliau bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apakah manusia diazab di dalam kubur, lalu Rasulullah SAW menjawab, ”Aku berlindung kepada Allah SWT dari hal itu (azab kubur). (HR Bukhari kitab jum’at bab berlindung kepada Allah SWT dari azab kubur ketika gerhana hn. 991, 996)


Wassalam...
Mochamad Junus HA
myunusha@yahoo.com

Anonim mengatakan...

Assalamualakum Wr Wb.
Terima kasih Mas Yunus, berkenan memberi komentar terhadap tulisan saya yang masih merupakan wacana pemikiran saya. Mohon maaf, bila kata-kata saya dalam menjawab komentar mas Yunus kurang berkenan atau menyinggung perasaan mas Yunus.
Yang pertama, tentang QS Al Baqarah[2] ayat 147. Saya senang mas Yunus memberikan ayat yang menambah keyakinan saya. Nanti akan saya tulis di blog saya dikelompok Firman Allah. Saya haqqul yaqin 100 % tentang firman Allah di dalam Al Qur’an dan bahkan saya yaqin firman Allah yang tersebar di alam semesta. Tapi kalau berkaitan dengan terjemahan dan tafsir saya masih 90 %. Karena yang benar hanya Allah. Mohon maaf mas.
Yang kedua, setelah saya baca tulisan mas tentang uraian dari ahli tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Addur Al Mansyur, Tafsir Ruhul Ma’ani tidak menyebutkan hujjahnya (mungkin belum mas tulis) Sehingga bisa jadi itu merupakan pendapat pribadi dari pengarang tafsir tersebut. Mungkin lain kali mas Yunus bisa menyampaikan hujjahnya masing-masing tafsir tersebut.
Yang ketiga, QS Al An’am[6] memang membahas tentang sakaratul maut. Memang benar bahwa orang zalim itu kalau dicabutnya nyawanya itu sangat sulit dan digambarkan oleh Allah “sangat dahsyat”. Cuma yang menjadi masalah kita ini adalah kata “al yauma tujzauna” yang diterjemahkan “hari ini”. Al yauma artinya today (bhs.inggris) atau hari ini. Kalau al-yaum artinya al=the; yaum=day. Saya terus terang belum menemukan kata “tujzauna” ini. Sehingga saya belum bisa menyimpulkan. Mungkin sekali kata “al yauma tujzauna” itu berkaitan dengan hari kebangkitan. Maaf, lain kali saya jawab.Saya cari dulu artinya. Mungkin mas bisa bantu ? Alhamdulillah.
Yang keempat.QS At Taubah[9] ayat 101.Mulai ayat 97-102 membahas tentang orang badui. Bagi orang Badui yang munafik akan disengsarakan atau diberi penderitaan oleh Allah dalam dua peristiwa (sanuathibuhum). Kata ini berasal dari adzdzibu artinya penderitaan/kesengsaraan (bhs.inggris artinya torture/torment). Maaf, saya kurang suka menggunakan kata siksa. Jadi kalau boleh saya menterjemahkan. Kami akan memberi penderitaan atau kesengsaraan kepada mereka dua peristiwa. Kemudian mereka terjatuh kedalam adzab yang besar. Mereka terjatuh terjemahan dari “yuradduun”. Yu = mereka (they); radda =jatuh (makefall); wau dan nun = menunjukkan plural maskulin. Dari sini bisa jadi mereka itu mendapat penderitaan itu tidak dua kali tetapi tiga. Pertama sebelum mati, kedua pada saat sakaratul maut dan ketiga, jatuh diadzab yang besar ( maksudnya nâr). Nah, kalau mas Yunus mengatakan dua kali itu adalah adzab kubur dan adzab di nâr (maksud mas Yunus di neraka), kemudian dijatuhkan kedlam adzab yang besar, itu dimana ?
Yang kelima, QS Al Mu’min [40] ayat 46. Oleh penerjemah Dep. Agama sebenarnya sudah diberi note (catatan): ([1325] Maksudnya: dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum hari berbangkit.). Istilah “dinampakkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata “tampak” artinya dapat dilihat dan kelihatan. Menurut saya kalimat ini bisa saya ganti menjadi “ Pada pagi dan petang, mereka tampak (exposed) neraka”. Jadi bukan disiksa. Dengan demikian kalau mereka bilang “ Aduh, celakahlah kami. Ya, pastilah mereka bilang begitu, karena mereka melihat akan kesana (nâr) setelah dibangkitkan. Dan berdasarkan analisis morfologi. Kata “dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat)” yang merupakan terjemahan Dep Agama. Karena tidak ada kata kiamat, sebenarnya bisa jadi dapat diterjemahkan sbb : “ Dan pada hari Malaikat melaksanakan saatnya”. Alif lam artinya the (bhs.ingris) sedang tak marbuto artinya singular feminine.
Yang keenam. QS Al Mu’min[40] ayat 11. Coba simak ayat berikut ini. Dulu (tadinya) kamu mati, raganya yang mati seperti dalam surat Al Baqarah (2) ayat 28.

”Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan”.
Coba hitung berapa kali mati, berapa kali hidup. Ya, 2 kali hidup, 2 kali mati. Sesuai dengan QS Al Mu’min[40] ayat 11. Kematian 2 kali ini bukan berarti kematian dari hidup dan kematian setelah alam kubur. Tetapi sebelum lahir dan sesudah hidup. Sepengetahuan saya tidak ada kematian setelah alam kubur. Wa llahu ’alam bish shawab.
Yang ketujuh. Tentang hadits-hadits yang disampaikan mas Yunus, saya yakin itu benar dari Rasul karena sahih. Bisa jadi yang dimaksud Nabi adalah adzab setelah kematian dan yang dimaksud adzab nâr di hari kemudian. Saya masih berpendapat bahwa adzab kubur dalam hadits bisa saja berati adzab di hari kemudian (nâr). Sebenarnya substansinya yang penting adalah di hari kemudian (setelah kematian) itu ada adzab. Tapi bisa jadi pendapat mas Yunus yang benar tentang hadits-hadits tersebut. Wa llahu ’alam bish shawab.
Akhirnya, mas Yunus. Apapun yang saya sampaikan atau yang disampaikan mas Yunus semuanya berpulang kepada keyakinan. Kalau kita belum yakin, diberi alasan apapun ya ndak percaya. Seperti orang Nasara, sudah diberi ceramah oleh Ahmad Deedat sekalipun, ya tetap Nasara. Karena ini masalah keyakinan yang sudah tertanam dalam benak kita sejak masih kecil. Kalau saya salah itu datang dari saya sendiri. Kalau benar itu datangnya dari Allah Yang Maha Rahman dan Rahim.
Wa bil lahi taufik wal hidayah. Wassalamualaikum Wr Wb dari mr.dayson.

poto india mengatakan...

Menurut saya azab kubur itu ada tapi banyak orang tidak memahami yang sebenarnya tentang siksa kubur.siksa kubur bukan berarti siksa fisik,melainkan teror mental.Di ayat-ayat al-qur'an tidak disebutkan bahwa siksa kubur itu dipukuli.Pada saat shakaratul maut memang ada siksa fisik tetapi sebelum roh dilepas dari tubuhnya.Jika siksa kubur adalah siksa fisik,maka orang yang terkena siksa tersebut pasti tidak akan merasakan kesakitan karena roh sudah terlepas dari badannya.

regards
aziz hadi syahputra

Arif Cromok mengatakan...

terima kasih atas penjelasan siksa kubur..ada tidaknya siksa kubur Allahu alam..anggap aja gk da siksa kubur ,toh di hri pembangkitan tetap ada siksaan atau penderitaan [bagi orang yang amalnya buruk dimasa hidupnya] dan tak pernah lepas dari dari persembunyian.Nah kita bisa ambil kesimpulan bahwa amal buruk diwaktu hidupnya tetap akan mendapat balasan buruk juga setelah meninggal..mf kalo ada kata kata yang tidak menyenangkan..

Bram mengatakan...

Mengenai diskusi ada atau tidaknya Azab Kubur sy juga menemukan tulisan Ustadz Ahmad Sarwat, Lc yg mengupas tentangnya..
Mungkin bisa di googling..

Bram mengatakan...

Mengenai diskusi ada atau tidaknya Azab Kubur sy juga menemukan tulisan Ustadz Ahmad Sarwat, Lc yg mengupas tentangnya..
Mungkin bisa di googling..

Bram mengatakan...

Urun bahan diskusi lagi..
Smoga Allah SWT memberikan kepahaman dan hidayah buat kita..
http://muslim.or.id/aqidah/alam-kubur-itu-benar-adanya-2.html

Unknown mengatakan...

Sampai saat ini sy sependapat dg M.Dayson...Smoga Allah SWT slalu membukakan mata hati dan Iman kita untuk memahami Firman2 Nya.

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum Wr,Wb

Ikut nimbrung yaa...

Yang dialami manusia sesudah hidupnya berakhir adalah sesuatu yang ghaib. Hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban itu hanyalah dengan mengaji isi Al Qur’an. Makalah ini ditujukan untuk mengkaji ayat-ayat Al Qur’an untuk membahas dugaan keberadaan alam kubur.

Pada dasarnya setiap yang berjiwa akan merasakan mati. seperti di dalam ayat Ali Imran: 185 "setiap nafs (jiwa) merasakan mati". dan tertera dibeberapa ayat lain, al anbiya: 35

Al Israa : 85
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

PROSES ORANG MATI SEPERTI ORANG TIDUR

Az Zumar : 42
Allah memegang jiwa (orang) ketika MATINYA dan (memegang) jiwa (orang) yang BELUM MATI di waktu TIDURNYA; maka Dia TAHANLAH jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan KEMATIANNYA dan Dia MELEPASKAN jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Yaa Siin : 52
Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).

Anonim mengatakan...

TIDAK ADA SIKSAAN DI DALAM KUBUR
Banyak orang yang akan marah-marah jika dikatakan bahwa siksa kubur itu tidak ada, mereka ngotot dengan keyakinannya. sebuah keyakinan harus bisa dibuktikan, jika mereka ngotot seharusnya bisa membuktikan siksa kubur itu memang ada. tapi sayangnya mereka belum pernah merasakan mati. Maka untuk membuktikannya kita harus BERTANYA PADA ORANG YANG SUDAH PERNAH MATI.
Banyak ayat Al Quran yang menjelaskan bahwa kematian itu terasa hanya sebentar saja.
Hal ini dicontohkan dengan di matikannya UZAIR 100 tahun terus kemudian DI BANGKITKAN lagi. dan cerita pemuda kahfi yang DITIDURKAN selama 309 tahun.

Al Baqarah : 259
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah MEMATIKAN orang itu SERATUS TAHUN, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini SEHARI atau SETENGAH HARI". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini SERATUS TAHUN lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu".

Al Kahfi : 18
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.

Al Kahfi : 19
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) SEHARI atau SETENGAH HARI". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

Al Kahfi : 25
Dan mereka tinggal dalam gua mereka TIGA RATUS TAHUN dan ditambah SEMBILAN TAHUN (lagi)

Anonim mengatakan...

Di ayat lain, dijelaskan bahwa siksa kubur itu tidak ada!

Ar Ruum : 55
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan SESAAT (saja)". Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran).

Al Israa : 52
yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali SEBENTAR saja.

Itulah yang saya dapatkan berdasarkan Al Quran, bahwasannya banyak Sekali Allah menggambarkan keadaan RUH setelah kematian, diidentikkan dengan keadaan TIDUR bagi orang yang masih hidup.

Perhatikan kisah uzair dah Al Kahfi, mereka di tidurkan dalam rentan waktu yang berbeda (100th dan 309th), namun prasangka mereka sama SEHARI atau SETENGAH HARI.

Perhatikan pula ayat Ar Ruum : 55 dan Al Israa :52 tentang berdiam (dalam kubur) SESAAT/SEBENTAR saja.
Bisa jadi prasangka kita nanti pada saat dibangkitkan dari kubur, kita hanya merasa SEHARI atau SETENGAH HARI.
Karena kita merasa bahwasannya kita sedang DITIDURKAN.

MAHA SUCI ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA.
MAHA BESAR ALLAH DENGAN SEGALA ILMUNYA.

Mohon maaf apabila ada penyampaian yang salah dan kurang berkenan.

Karena saya ingin mengamalkan sesuai dengan ayat Az Zumar : 42 menjadi kaum yang berfikir.

Karena saya yakin, Al quran tidak akan bertentangan dengan logika/akal.

Karena Agama Islam harus di terima oleh akal.


Wassallam.

Anonim mengatakan...

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua buah kuburan. Lalu beliau bersabda:

إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ،أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ

“Sungguh kedua penghuni kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar (dalam pandangan keduanya). Salah satu dari dua orang ini, (semasa hidupnya) tidak menjaga diri dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, dia keliling menebar namiimah (mengadu domba).”

Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah. Beliau membelahnya menjadi dua, lalu beliau tancapkan di atas masing-masing kubur satu potong. Para sahabat bertanya, “Wahai, Rasulullah, mengapa Anda melakukan ini?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

“Semoga keduanya diringankan siksaannya, selama kedua pelepah ini belum kering.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 216 dan Muslim,

zulgrefi mengatakan...

Selisih pendapat akan selalu ada, pada hakekatnya itulah sifat manusia, perbedaan pendapat dlm urusan agama terbesar berawal dari Riwayat/Hadist yg kitabnya datang dari manusia. Saya coba mencari Blok di GOOGLE dan saya dapatkan satu blok yg menjelaskan tentang Hdist.www/muslimsaja.worpress.com, Kunjungi anda akan mendapat ilmu darinya, trmksh

Unknown mengatakan...

Mana ada yg namanya siksa kubur yg ada klo kita gk kenal Tuhan Allah ya pasti knak siksa makanya klo belajar Islam jangan cuma zohir/syariatnya saja tpi hars mengetahui ttg majrifat akan Allah.