Minggu, 27 Juli 2008

Seperti Apa Orang Berfikir Tentang Kebangkitan ? (3)

Perumpamaan Kebangkitan Setelah Kehancuran Bumi
Kehancuran bumi lokal (lingkungan) biasa kita lihat, misalnya gempa bumi yang dapat mengakibatkan tzunami, banjir besar dan longsor disebabkan hutan-hutan yang telah dibabat habis. Gunung meletus, sehingga hujan abu dan kerikil serta hawa panas dan lava. Pada hari ketika bergoncang-goncangan yang dahsyat, diikuti oleh yang mengiring(nya).(Banyak) hati ketika itu sangat gentar , pandangannya tertunduk-tunduk (QS An Nazia’at( 79) ayat 6-9). Apa yang dibanyangkan ayat-ayat diatas, bisa jadi merupakan gempa yang dahsyat yang diikuti lindu (gempa yang ukurannya lebih kecil)..
Ar rajifah dari kata rajafa artinya bergoncang-goncang. Kalau goyang-goyang tidak terlalu kencang. Tapi bergoncang-goncang itu bergoyang dengan sangat kerasnya.. Dan goncangan-goncangan ini biasanya diikuti (radifah) goncangan-goncangan yang lebih kecil. Ar radifah berasal dari kata radifa berarti mengikuti atau berada dibelakang atau menyusul. Goncangan dahyat itu itu diikuti gempa-gempa susulan.
Hatinya sangat gentar karena takut sedang pandangan tertunduk untuk menghindari keadaan yang mumet karena goncangan. Gempa-gempa ini juga bisa disebabkan gempa vulkanik akibat gunung meletus. Seperti kaum Luth yang diadzab, yang digambarkan dalam Al Qur’an. “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi” (QS Huud[11]ayat 82).
Dalam QS ‘Abasa[80]ayat 33-37, menurut tafsir al Misbah (M Quraish Shihab) konteks ayat ini adalah lari dari bencana yang di hadapi. Menurut pendapat saya bencana yang menimbulkan suara yang memekakkan bisa jadi suara gunung meletus. Orang-orang berlarian, menghindari untuk mengungsi. Dalam pengungsian, orang pada ketakutan sehingga lupa akan anak atau keluarga yang lain. Dia merasa sudah membawa bayinya, ternyata yang terbawa adalah guling kecil. Ada yang berlari tetapi tidak bisa menghindari dan akhirnya tergulung oleh lahar panas atau hawa yang sangat panas.
Di bumi ini, kalau datang suara yang memekakkan, bisa jadi itu berasal dari halilintar atau suara gunung meletus. Kalau suara itu halilintar yang menyambar-nyambar, biasanya tidak lari dari ibu bapaknya tetapi malah mendekati dengan ibu bapaknya. Tetapi banyak pula terjadi di tempat terbuka orang mati disambar halilintar ( geledek). Ini juga terjadi pada jamannya nabi Shaleh. Pada saat kaum Tsamud bersenang-senang (QS adz Dzaariyat [51]ayat 43). Didalam rumah pun bisa disambar petir yang dahsyat. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya (QS Huud[11] ayat 67).Tragedi kehancuran sebagian bumi atau kaum, banyak dicontohkan dalam Al Qur’an. Kaum Nuh yang mendustakan ayat-ayat Allah ditenggelamkan dalam banjir yang melanda seluruh negeri(QS Al A’raf[7]ayat 64). Apakah engkau tidak melihat bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad ( pada zaman Nabi Huud) ? Mereka mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah diciptakan seperti di negeri-negeri (lain) ? (QS Al Fajr[89] ayat 6-8). Bangunan-bangunan itu diterjang angin yang membinasakan sehingga menjadi debu (QSAdz Dzaariyat[51]ayat 41-42).
Kehancuran-kehancuran itu yang merupakan musibah karena azab yang diberikan Allah kepada manusia yang berdosa sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (QS Al ‘Ankabuut [29]ayat 40).
Musibah ini diberikan supaya dirasakan bagi manusia yang melakukan dosa-dosa didalam kehidupan ini atau kehidupan sebelumnya. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS Ar Rum [31] ayat 41).
Kehancuran atau kerusakan yang dijelakan diatas adalah kerusakan atau kehancuran sebagian dari bumi yang kita diami ini. Apakah mungkin kehancuran atau kerusakan total pada bumi dapat terjadi ?
Pada dasarnya Tuhan menciptakan langit sebagai atap (yang terpelihara, terlindungi) untuk melindungi bumi (QS Al An biyaa’ [21] ayat 32). Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak pernah berpikir tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak pernah terlintas dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika atmosfir tidak ada. Atmosfir ini dapat menghancurkan sejumlah meteor besar dan kecil yang mendekati bumi. Sebelum mendekati bumi, meteor-meteor itu terbakar habis digesek oleh atmosfir. Sehingga meteor itu tidak sampai jatuh ke bumi. Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi. Bila lapisan ozon ini berlubang, akan memberi akibat buruk utk kehidupan dibumi. Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol. Selain atmosfir, ada suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Lapisan ini disebut dengan sabuk Van Allen. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi. Jilatan api matahari ini setara dengan ledakan 100 milyar bom atom. Dan panasnya diatas atmosfir hingga mencapai 2.500 derajat celcius (Harun Yahya). Allahu akbar, Tuhan yang maha besar.
Bila langit terbelah dan patuh kepada Tuhannya. Mengapa bisa terbelah ? Langit kita ini ada sesuatu yang namanya lubang Ozon. Konon menurut ilmuwan, lubang ini semakin lebar. Dan atmosfir semakin tipis. Bisa jadi lubang yang semakin besar ini akan membelah langit. Sinar ultraviolet dan radiasi yang sangat kuat yang dipancarkan matahari tidak dapat ditahan lagi. Benturan bumi dan meteor tidak dapat dihindari lagi. Akibatnya seluruh kehidupan diatas bumi akan musnah. Dan bumi dibentangkan. Ini berarti bumi ini diratakan. Kalau bumi diratakan, maka gunung-gunung akan diletuskan (mungkin akibat benturan meteor) sehingga semua ada didalam bumi dikeluarkan sehingga kosong tidak ada isinya. Seperti yang disampaikan QS Al Insyiqaq[84] ayat 1-5. Dan pada akhirnya bumi mati. Bumipun mengalami kematian (QS Al Haaqqah [69] Ayat 13-16 ) dan QS Al Mursalaat [77] ayat 9-10). Kapan bumi ini akan mati ? Umur alam semesta menurut perkiraan para ilmuwan kurang lebih 25 biliun tahun (25 x 10 12). Allah yang maha tahu. Bisa jadi bumi hancur seperti meteor. Meteor adalah bintang atau planet yang sudah mati. Dan manusia ditempatkan bumi yang lain. Atau berlaku siklus sesuai kehendak Allah (”Min al adam ila al mawjud tsuma al adam ba’da al mawjud”. artinya dari ketiadaan menjadi wujud, kemudian menjadi ketiadaan setelah wujud ). Bumi dihidupkan lagi melalui proses yang sangat panjang. Seperti yang digambarkan oleh Allah, bahwa ”Katakanlah :” Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam 2 (dua) masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya ? Demikian itu adalah Rabb semesta alam” (QS Fushshilat [41] ayat 9). Bahkan untuk mempersiapkan bumi agar menjadi kokoh (dengan adanya gunung-gunung) dan mempersiapkan makanan (termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan) bagi penghuninya ditambah lagi 2(dua) masa sehingga menjadi 4(empat)masa.(QS Fushshilat [41] ayat 10). Nah, bagaimana menghidupkan lagi atau membangkitkan lagi penghuninya. Penghuninya siapa ? Ya, manusia. Manusia dibangkitkan atau dihidupkan lagi itu mudah bagi Allah. ”Ia hanyalah dengan sekali bentakan, maka tiba-tiba mereka di permukaan bumi” (QS An Nazi’at[79] ayat 13-14). Apakah dibenak kita membayangkan bahwa kebangkitan ini secara tiba-tiba ”jemegler” (bhs.jawa) muncul manusia diatas bumi ? Saya kira tidak. Pasti memerlukan proses. Bagaimana perumpamaan-perumpamaan tentang kebangkitkan itu digambarkan oleh Allah dalam QS Qaf [50] ayat 9-11.dengan sangat indah.

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاء مَاء مُّبَارَكًا فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَّهَا طَلْعٌ نَّضِيدٌ
رِزْقًا لِّلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا بِهِ بَلْدَةً مَّيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ
Wanazzalna mina alssamai maan mubarakan faanbatna bihi jannatin wahabba alhaseedi. Waalnnakhla basiqatin laha talAAun nadeedun. Rizqan lilAAibadi waahyayna bihi baldatan maytan kathalika alkhurooju .
Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.

وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ
WaAllahu allathee arsala alrriyaha fatutheeru sahaban fasuqnahu ila baladin mayyitin faahyayna bihi alarda baAAda mawtiha kathalika alnnushooru.
“Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerak- kan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu”. (QS Faathir [35] ayat 9). Dan banyak lagi ayat-ayat yang menggambarkan tentang kebangkitan QS Ar Rum [30] ayat 19 dan 50; QS Al Ar’af ayat 57; QS An Nahl ayat 65dan Al Ankabut ayat 63.
Lalu apa tujuan sejumlah perumpamaan kebangkitan yang dibuat Allah diatas. Apa hubungannya badan wadag manusia dengan tanah. Tentu untuk dipikirkan dan diksplorasi bagamana kebangkitan itu bisa terjadi. Semua orang muslim pasti percaya tentang kebangkitan. Tapi persoalannya bagaimana kemudian memaknai dan memikirkan bagaimana itu bisa terjadi.
Banyak orang yang menggambarkan kebangkitan itu seperti tumbuhnya sayuran yang dimulai dari tumbuhnya kecambah. Ada juga kebangkitan itu, manusia keluar dari kubur seperti Zombie keluar dari kuburan. Masuk diakalkah ? Tidak masuk diakal. Jadi, kalau kita melihat gambaran kelahiran diatas, tentu kebangkitan itu melalui proses dari sel tunggal, kemudian berevolusi sehingga menjadi seorang yang disebut manusia. Dan yang pasti manusia itu dibentuk melalui beberapa proses tingkatan kejadian (QS Nuh [71] ayat 14). Hanya Allah yang maha tahu.
وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا
Waqad khalaqakum atwaran
“Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”.
“…Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS Al ‘Araf [7] ayat 57)
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan merupakan masa ke enam dalam proses penciptaan alam. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 milyar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut (T. Djamaluddin dari LAPPAN). Kehidupan purba bisa jadi dimulai dari laut sebagaimana di firmankan Allah bahwa “dari air dijadikan segala sesuatu yang hidup” (QS Al Anbiyaa’[21] ayat 30. Laut dimana ? Dasar laut yang merupakan tanah berlumpur yang subur. Dari satu sel kemudian berkembang biak melalui pembelahan sel. Turabin berarti tanah berlumpur (dirt) atau tanah yang subur (soil).
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ
Wamin ayatihi an khalaqakum min turabin thumma itha antum basharun tantashiroona
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah (turabin), kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak “.(QS Ar Ruum[30] ayat 20)
Berkembang biak ( pembelahan sel) kemudian ditumbuhkan secara bertahap seperti yang disampaikan Allah dalam QS Nuh [71] ayat 17 (وَاللَّهُ أَنبَتَكُم مِّنَ الْأَرْضِ نَبَاتًا). Diartikan oleh Yusuf Ali : "'And Allah has produced you from the earth growing (gradually)”. Dalam fase (masa) ini, belum disebut sebagai manusia (QS Al Insaan[76] ayat 1).
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْئًا مَّذْكُورًا
Hal ata AAala alinsani heenun mina alddahri lam yakun shayan mathkooran
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”
Kemudian “sesuatu yang belum disebut” ini ditumbuh kembangkan dan disempurnakan sehingga menjadi proporsional (seimbang) seperti manusia sekarang ini.
الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ
فِي أَيِّ صُورَةٍ مَّا شَاء رَكَّبَكَ

Allathee khalaqaka fasawwaka faAAadalaka,
Fee ayyi sooratin ma shaa rakkabaka
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.(QS Al Infithaar [82] ayat 7-8).
Tidaklah heran bahwa tumbuhan, hewan dan manusia itu adalah makhluk atau umat (nation, people) Allah sebagaimana yang telah difirmankan dalam QS An’aam[6] ayat 38. “Dan tiadalah hewan-hewan yang ada di Bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayap nya melainkan umat-umat seperti kamu “’ Punya kekerabatan-kah mereka ? Wa llahu ‘alam bish shawab.

Tidak ada komentar: