Sebelum membahas tentang kebangkitan. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah kenapa kita harus memikirkan tentang kebangkitan, yang merupakan sesuatu yang ghaib. Kalau kita tidak mau memikirkan tentang perumpamaan-perumpamaan yang didalam Al Qur’an termasuk didalamnya perumpamaan tentang kebangkitan, apakah kita termasuk orang yang tidak mengamalkan Al Qur’an .Karena kita diperintah oleh Allah untuk memikirkan tentang perumpamaan-perumpamaan dalam Al Qur’an.
لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Law anzalna hatha alqurana AAala jabalin laraaytahu khashiAAan mutasaddiAAan min khashyati Allahi watilka alamthalu nadribuha lilnnasi laAAallahum yatafakkaroona
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS Al Hasyr[59] ayat 21.
Semoga kita ini termasuk kaum yang memikirkan.tanda-tanda di langit dan bumi sebagaimana digambarkan oleh Allah dalam QS Al Baqarah [2] ayat 164.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاء مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Inna fee khalqi alssamawati waalardi waikhtilafi allayli waalnnahari waalfulki allatee tajree fee albahri bima yanfaAAu alnnasa wama anzala Allahu mina alssamai min main faahya bihi alarda baAAda mawtiha wabaththa feeha min kulli dabbatin watasreefi alrriyahi waalssahabi almusakhkhari bayna alssamai waalardi laayatin liqawmin yaAAqiloona
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Melalui para ilmuwan kita mengetahui dan berfikir bagaimana penciptaan langit dan bumi. Air terbentuk dari unsur hydrogen dan oksigen. Dan bagaimana Allah menyebarkan segala jenis hewan serta kisaran angin dan awan. Jangan menggambarkan dibenak kita bahwa menyebarkan hewan itu seperti menyebarkan benih di sawah. Demikian pula proses penciptaan kelahiran yang diungkapkan oleh Allah dengan kalimat yang begitu indah dalam QS An Najm[53] ayat 45-47.
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى
مِن نُّطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
وَأَنَّ عَلَيْهِ النَّشْأَةَ الْأُخْرَى
Waannahu khalaqa alzzawjayni alththakara waalontha
Min nutfatin itha tumna
Waanna AAalayhi alnnashata alokhra
Artinya,
dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.
dari air mani, apabila dipancarkan.
Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati).
Dipandang dari sudut morphologis “alnnashata alokhra” itu mempunyai arti :
النَّشْأَةَ=growth, development and evolution (pertumbuhan,perkembangan dan evolusi.)
الْأُخْرَى= other or annother (yang lain)
Kalau ayat 47 ini diterjemahkan bahwa “Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain”, dapatlah dibenarkan. Nutfah berkembang menjadi bayi dan tumbuh menjadi dewasa. Itu dapat dikatakan kejadian yang lain. Memang, kalau dibandingkan Nutfah dengan bayi tentu sudah mengalami kejadian yang berbeda (lain). Kemudian kalau diberi keterangan didalam kurung “ kebangkitan sesudah mati” akan mempunyai arti bahwa kebangkitan sesudah mati itu prosesnya seperti kelahiran seorang bayi.
Setelah bayi lahir, tumbuh menjadi dewasa dan akhirnya mati (QS Al Ankabut[29] ayat 57)
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Kullu nafsin thaiqatu almawti thumma ilayna turjaAAoona
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa setelah kematian, diri manusia (nafs) itu berada di alam barzakh ( Lihat artikel Adakah adzab kubur ? ). Apakah alam barzakh itu berada di dalam kubur artinya di dalam tanah bersama-sama tulang belulangnya atau entah dimana ?, hanya Allah yang Maha Tahu. Mereka menunggu untuk dibangkitkan. Bagaimana perumpamaan-perumpamaan tentang kebangkitkan itu digambarkan oleh Allah ?
1. Perumpamaan kebangkitan setelah kematian manusia
2. Perumpamaan kebangkitan setelah kehancuran bumi
3. Perumpamaan kebangkitan setelah kehancuran alam semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar