Selasa, 24 Juni 2008

Berbedakah Surga dan Jannah, Dar dan Maqam ?

Kata jannah artinya kebun atau taman yang terlindungi oleh pandangan manusia. Dan biasanya diartikan surga. Sedang surga sendiri berasal dari agama Hindu “Svarga atau Swarga. Kemudian diserap menjadi Surga. Pengertian surga dalam agama Hindu mungkin berbeda dengan jannah dalam agama Islam. Untuk memperjelas arti jannah, perlu kiranya mencermati ayat-ayat yang berkaitan dalam Al Quran. Nama-nama jannah dalam Al Quran ada beberapa sebutan.

Yang pertama, jannatu ‘adn. ‘Adn dari kata kerja ‘adana artinya merabuk. Kalau mengacu pada kata ini mungkin artinya suatu tempat/tanah yang subur (tanah yang telah dirabuk). Jannatu ‘adn bisa berarti taman yang subur. Dalam Al Qur’an, surat Ar Ra’d (13) ayat 23 menggambarkan bahwa orang yang melaksanakan shalat, menginfaqkan sebagian rezekinya dan menolak kejahatan dengan kebaikan, mereka disediakan jannatu ‘adn. Suatu taman dimana mereka berkumpul dengan orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri/suami dan anak cucunya. Dalam QS Fathir (35) ayat 33 menjelaskan bahwa mereka juga dimasukkan kedalam suatu taman dimana mereka diberi perhiasan berupa gelang-gelang dari emas, mutiara dan pakaian-pakaian dari sutera. Dalam QS Al Bayyinah (98) ayat 8 menggambarkan bahwa jannatu ‘adn suatu taman yang dibawahnya ada sungai-sungai mengalir. Didalam jannatu ‘adn ini ada emas dan air. Air ini terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen. Sedang emas rumus kimianya Aurum (Au). Kalau ada hidrogen, oksigen dan emas (Aurum) , berati tempat itu sama dengan kondisi yang ada di bumi. Tidak diketahui apakah bumi itu seperti yang kita pijak ini atau bumi lain yang ada di galaxy atau entah dimana, yang penting keadaan itu seperti di bumi yang kita tinggali ini. Mereka awet dan bermasa-masa di Jannatu ‘adn ini. Kholid ini artinya kekal sementara atau awet dan abadu artinya masa. Abada artinya berdiam atau tinggal. Berdiam atau tinggal itu berarti membutuhkan masa atau waktu. Tidak ada yang kekal kecuali Allah.

Yang kedua, jannatu na’im. Jannatu na’im ini tersebut dalam QS Al Waaqi’ah (56) ayat 12. Na’im berasal dari kata na’ima artinya kelapangan ,kehidupan yang baik dan hidup senang dan mewah serta kehidupan yang penuh kenikmatan dan kesejahteraan. Jannatu na’im berarti taman yang penuh kenikmatan dan kesejahteraan. Jannah ini diperuntukkan kepada orang-orang yang beriman paling dahulu dan orang–orang yang dekat dengan Allah.

Yang ketiga, Jannatul ma’wa. Jannatul ma’wa ini tersebut dalam QS As Sajdah (32) ayat 19. Pengertiaan ma’wa menurut Yusuf Ali adalah hospitable home atau tempat tinggal yang penuh dengan keramahan dan hiburan (entertainment menurut Dr M Taquid-Din dan Dr M.Khan). Jannatul ma’wa ini merupakan taman sebagai tempat tinggal penuh keramahan, kenyamanan dan penuh hiburan. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh disediakan jannatul ma’wa.

Yang keempat, Jannatul firdaus. Firdaus ini berarti keluasan, kelapangan, kebun, taman, nama burung dan yang menopang (pohon anggur). Dalam QS Al Kahfi (18) ayat 107 menggambarkan bahwa orang-orang yang beriman dan beramal saleh disediakan Jannatul Firdaus. Kalimat ini mungkin berarti taman atau kebun luas dan tedapat burung-burung dan penuh dengan pohon anggur.

Kata Dâr artinya rumah, tempat tinggal, kampung, atau negeri. Untuk memperjelas arti Dâr, perlu kiranya mencermati ayat-ayat yang berkaitan dalam Al Quran. Nama-nama dâr dalam Al Quran ada beberapa sebutan.

Yang pertama, Dârussalam. Dalam QS Al An’am (6) ayat 1`27 menerangkan bahwa orang-orang yang melakukan amal saleh (perbuatan baik) disediakan Darussalam. Pengertian Darussalam adalah rumah yang penuh kedamaian dan keselamatan (menurut Yusuf Ali diartikan sebagai home of peace)

Yang kedua, Dâral muqomah. Kalimat ini berarti suatu tempat tinggal dimana didalamnya orang-orang tidak merasa lelah dan tidak merasa lesu. Tempat ini diperuntukkan kepada orang-orang yang bersyukur sebagaimana QS Faathir (35) ayat 35.

Yang ketiga, Dârul Akhirat. Kalimat ini berarti tempat tinggal ,kampung atau rumah dikemudian hari (akhirat). Akhirat ini mempunyai pengertian hari kemudian seperti dalam QS Adh Dhuhaa (93) ayat 4.Dalam QS Al An’am (6) ayat 32 menjelaskan bahwaa orang-orang bertaqwa itu lebih baik berada di rumah atau kampung dikemudian hari (menurut Yusuf Ali kampung akhirat diterjemahkan home in the hereafter)

Maqamin Amiin. Dalam QS Ad Dukhaan (44) ayat 51 menerangkan bahwa orang-orang yang bertaqwa berada di tempat yang aman. (place of security menurut Dr M Taquid-Din dan Dr.M Khan).

Wa llohu ‘alam bi shawab.


Tidak ada komentar: