Mati dan Hidup adalah ciptaan Allah sebagaimana dalam Surat Al Mulk (67) ayat 1-2.
Ayat 1
”Maha Suci Alah yang menguasai segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Ayat 2
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun”.
Segala ciptaan Allah, pasti akan berakhir dengan ketiadaan. Kita lahir artinya menjadi ada dari tiada. Lalu mati artinya menjadi tiada dari ada. Matipun berakhir. Karena ia ciptaan. Berakhirnya mati. Ya hidup. Jadi, bukan hanya kehidupan yang berakhir. Kematianpun berakhir. Diungkapkan dalam pelajaran taukhid :
” Min al adam ila al mawjud tsuma al adam ba’da al mawjud.”
Artinya Dari ketiadaan menjadi wujud, kemudian menjadi ketiadaan setelah wujud.
Mati-Hidup-Mati-Hidup adalah suatu proses yang diciptakan Allah. Setelah proses ini tuntas, maka manusia baru bisa kembali kepada Allah.
Proses penciptaan ini juga berulang-ulang sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam surat Ar Rum (30) ayat 11. Allah berfirman sebagai berikut :
"Allah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, kemudian kepada Nya kamu dikembalikan "
Dulu (tadinya) kamu mati, raganya yang mati seperti dalam surat Al Baqarah (2) ayat 28.
”Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan”.
Rohnya masih berada disisi Allah (belum ditiupkan), setelah raganya disiapkan oleh Allah melalui proses bertemunya sel sperma dan sel telur. Surat As Sajdah (32) ayat 7 dan 8.
” Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah ” (ayat 7).
” Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)” (ayat 8).
Barulah Roh ditiupkan kepada raga atau tubuhnya sehingga ia bisa hidup sebagaimana manusia hidup, mendengar dan melihat serta bergerak. Surat As Sajdah (32) ayat 9.
”Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)Nya kedalam (tubuh)nya*) dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur”.
*) Wa nafakho fihi min ruukhihii
Kemudian kamu akan dimatikan. Surat As Sajdah (32) ayat 11.
”Katakanlah, ”Malaikat maut yang diserahi untukmu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan”.
Surat Al Anbiya’ (21) ayat 35 menyebutkan bahwa setiap yang bernyawa pasti merasakan mati.
”Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami”.
Proses kematian ini digambarkan oleh Allah dalam beberapa surat, yaitu Surat Mu’minuun (23) ayat 99-104, Surat Qaaf (50) ayat 16-24 dan Surat Az Zumar (39) ayat 68-75.
Marilah kita amati Surat Al Mu’minuun.
Ayat 99
”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata ” Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)”
Ayat 100
”agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh/perantara/dinding sampai hari mereka dibangkitkan”
Ayat 101
”Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian nasab diantara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya”
Ayat 102
”Barang diapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan”
Ayat 103
”Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal didalam jahanam”.
Ayat 104
”Muka mereka dibakar api neraka dan mereka didalam neraka itu keadaan cacat”.
Dalam Surat Al Mu’minuun ini digambarkan kematian orang kafir yang berada di alam barzakh dan kemudian dibangkitkan dengan tiupan sangkakala. Dan kemudian yang ringan timbangannya dibawa kedalam nar. Dan mereka dalam keadaan cacat.
Gambaran dalam Surat Qaaf adalah sbb :
Ayat 16
”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya”
Ayat 17
”(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.”
Ayat 18
”Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”
Ayat 19
”Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya”
Ayat 20
”Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman”.
Ayat 21
”Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat pengiring dan seorang malaikat penyaksi”.
Dalam Surat Qaaf ini, digambarkan bahwa setiap diri didampingi oleh malaikat pencatat dan pengawas. Setelah datang sakaratul maut, kemudian ditiup sangkakala. Dan kemudian tiap diri dibangkitkan dengan didampingi malaikat pengiring dan penyaksi.
Surat Az Zumar menggambarkan sbb:
Ayat 68
”Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian di tiup sangkakala sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”.
Ayat 69
”Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya Tuhannya dan diberikanlah buku dan di datangkanlah para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan diantara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”.
Ayat 70
”Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
Ayat 71
”Orang-orang kafir dibawa ke jahanam berombong-rombongan ..... ”
Ayat 73
”Dan orang-orang bertaqwa kepada Tuhan dibawa kedalam jannah berombong-rombongan pula.......”.
Dalam surat Az Zumar ini digambarkan bahwa semua mati kecuali yang dikehendaki Allah. Ini tetap menggambarkan kematian individu tetapi dalam jumlah banyak. Di bumi ini yang mengalami kematian, tentu dalam jumlah banyak setiap harinya. Dan yang masih hidup, itulah yan masih di kehendaki Allah.
Di bumi inilah Tuhan memberikan buku (perhitungan perbuatan masing-masing), kemudian orang kafir secara berombongan dibawa ke jahanam. Dan orang taqwa secara berombongan pula dibawa ke dalam jannah. Berarti jannah dan jahanam di bumi dalam hal kematian diri ini.
Ayat 1
”Maha Suci Alah yang menguasai segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Ayat 2
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun”.
Segala ciptaan Allah, pasti akan berakhir dengan ketiadaan. Kita lahir artinya menjadi ada dari tiada. Lalu mati artinya menjadi tiada dari ada. Matipun berakhir. Karena ia ciptaan. Berakhirnya mati. Ya hidup. Jadi, bukan hanya kehidupan yang berakhir. Kematianpun berakhir. Diungkapkan dalam pelajaran taukhid :
” Min al adam ila al mawjud tsuma al adam ba’da al mawjud.”
Artinya Dari ketiadaan menjadi wujud, kemudian menjadi ketiadaan setelah wujud.
Mati-Hidup-Mati-Hidup adalah suatu proses yang diciptakan Allah. Setelah proses ini tuntas, maka manusia baru bisa kembali kepada Allah.
Proses penciptaan ini juga berulang-ulang sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam surat Ar Rum (30) ayat 11. Allah berfirman sebagai berikut :
"Allah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, kemudian kepada Nya kamu dikembalikan "
Dulu (tadinya) kamu mati, raganya yang mati seperti dalam surat Al Baqarah (2) ayat 28.
”Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan”.
Rohnya masih berada disisi Allah (belum ditiupkan), setelah raganya disiapkan oleh Allah melalui proses bertemunya sel sperma dan sel telur. Surat As Sajdah (32) ayat 7 dan 8.
” Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah ” (ayat 7).
” Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)” (ayat 8).
Barulah Roh ditiupkan kepada raga atau tubuhnya sehingga ia bisa hidup sebagaimana manusia hidup, mendengar dan melihat serta bergerak. Surat As Sajdah (32) ayat 9.
”Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)Nya kedalam (tubuh)nya*) dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur”.
*) Wa nafakho fihi min ruukhihii
Kemudian kamu akan dimatikan. Surat As Sajdah (32) ayat 11.
”Katakanlah, ”Malaikat maut yang diserahi untukmu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan”.
Surat Al Anbiya’ (21) ayat 35 menyebutkan bahwa setiap yang bernyawa pasti merasakan mati.
”Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami”.
Proses kematian ini digambarkan oleh Allah dalam beberapa surat, yaitu Surat Mu’minuun (23) ayat 99-104, Surat Qaaf (50) ayat 16-24 dan Surat Az Zumar (39) ayat 68-75.
Marilah kita amati Surat Al Mu’minuun.
Ayat 99
”(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata ” Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)”
Ayat 100
”agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh/perantara/dinding sampai hari mereka dibangkitkan”
Ayat 101
”Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian nasab diantara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya”
Ayat 102
”Barang diapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan”
Ayat 103
”Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal didalam jahanam”.
Ayat 104
”Muka mereka dibakar api neraka dan mereka didalam neraka itu keadaan cacat”.
Dalam Surat Al Mu’minuun ini digambarkan kematian orang kafir yang berada di alam barzakh dan kemudian dibangkitkan dengan tiupan sangkakala. Dan kemudian yang ringan timbangannya dibawa kedalam nar. Dan mereka dalam keadaan cacat.
Gambaran dalam Surat Qaaf adalah sbb :
Ayat 16
”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya”
Ayat 17
”(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.”
Ayat 18
”Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”
Ayat 19
”Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya”
Ayat 20
”Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman”.
Ayat 21
”Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat pengiring dan seorang malaikat penyaksi”.
Dalam Surat Qaaf ini, digambarkan bahwa setiap diri didampingi oleh malaikat pencatat dan pengawas. Setelah datang sakaratul maut, kemudian ditiup sangkakala. Dan kemudian tiap diri dibangkitkan dengan didampingi malaikat pengiring dan penyaksi.
Surat Az Zumar menggambarkan sbb:
Ayat 68
”Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian di tiup sangkakala sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”.
Ayat 69
”Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya Tuhannya dan diberikanlah buku dan di datangkanlah para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan diantara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan”.
Ayat 70
”Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
Ayat 71
”Orang-orang kafir dibawa ke jahanam berombong-rombongan ..... ”
Ayat 73
”Dan orang-orang bertaqwa kepada Tuhan dibawa kedalam jannah berombong-rombongan pula.......”.
Dalam surat Az Zumar ini digambarkan bahwa semua mati kecuali yang dikehendaki Allah. Ini tetap menggambarkan kematian individu tetapi dalam jumlah banyak. Di bumi ini yang mengalami kematian, tentu dalam jumlah banyak setiap harinya. Dan yang masih hidup, itulah yan masih di kehendaki Allah.
Di bumi inilah Tuhan memberikan buku (perhitungan perbuatan masing-masing), kemudian orang kafir secara berombongan dibawa ke jahanam. Dan orang taqwa secara berombongan pula dibawa ke dalam jannah. Berarti jannah dan jahanam di bumi dalam hal kematian diri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar