Dalam Al Qur’an banyak ditemui ayat-ayat yang menerangkan tentang Ulil Albab. Siapakah mereka itu ? Tanda-tanda atau ciri-ciri Ulil Albab adalah:
(1) Merekalah yang memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Ali Imran (3) ayat 190-191]. Adakah umat Islam yang memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ? Pasti ada ! Hanya saja mereka belum mendunia atau belum dikenal banyak orang. Kebetulan yang meneliti dan memikirkan tentang teori kosmologi, gravitasi kuantum dan lubang hitam adalah Stephen William Hawking, seorang professor di bidang fisika teoritis. Sepertinya, kehadiran Hawking di dunia sudah ditunggu-tunggu untuk meneruskan pekerjaan Newton dan Einstein dalam mengupas tabir semesta. Dikatakan dalam Al Qur’an bahwa Tuhan tidak menciptakan langit dan bumi ini dengan sia-sia. Tetapi alam semesta diciptakan dengan perhitungan yang sangat luar biasa dan dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan umat manusia, sehingga muncul kata-kata dari Einstein dan Bose yang tekenal: “ Tuhan tidak melempar dadu”.
(2) Mereka selalu memikirkan penciptaan langit dan bumi, maka mereka yang dapat mengambil pelajaran [ QS Al Baqarah (2) ayat 269]. Banyak pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari penciptaan alam semesta, misalnya mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia [QS Yusuf (12) ayat 111]. Mereka yang melakukan penelitian sejarah umat manusia ini tentunya adalah para antropolog. Tokoh antropolog Islam yang terkenal di dunia adalah Antropolog asal Uganda Mahmood Mamdani. Tokoh yang terkenal yang mengambil pelajaran tentang isi pokok-pokok Al Qur’an [QS Ali Imran (3) ayat 7) adalah Syekh Yusuf al-Qaradawi. Yang mengambil pelajaran di bidang ekonomi adalah Muhammad Yunus, penerima hadiah Nobel 2006, karena jasanya mengembangkan industri kecil di Bangladesh dengan memberikan pinjaman kepada pengusaha-pengusaha kecil yang miskin melalui Grameen Bank. Orhan Pamuk yang juga pemenang hadiah Nobel 2006 asal Turki, karena mengambil pelajaran di bidang sastra. Sedang peraih Nobel di bidang kedokteran tahun 2007 Mario Capecchi, Martin Evans dan Oliver Smithies. Rasanya tidak berlebihan jika ditampilkan pula tokoh Indonesia yang mendapatkan penghargaan Habibie Award Tahun 2007. Prof. Sri Widiyantoro dari bidang ilmu dasar yang memiliki penemuan mutakhir tentang gempa dan seismologi, Prof. Elin Yulinah Sukandar dari bidang ilmu kedokteran dan bioteknologi yang menemukan beberapa formula obat, dan Dr. H. C. Rosihan Anwar dari bidang sosial dan Dr. H. C. Taufik Ismail dari bidang budaya.
(3) Mereka itu kritis, rasional dan objektif sebagaimana yang disampaikan dalam Al Qur’an bahwa "Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk dan mereka itulah ulul-albab." (QS Az Zumar (39) ayat 18)
Apakah ulil albab itu hanya memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi secara kritis, rasional dan objektif serta hanya mengambil pelajaran dari alam semesta ini ? Tentu saja tidak ! Ulil albab itu selalu ingat kepada Allah dalam keadaan berdiri pada saat bekerja, ingat kepada Allah dalam keadaan duduk pada saat belajar , bahkan dalam keadaan berbaring pada saat istirahat tetap ingat kepada Allah [QS Ali Imran (3) ayat 191]. Mungkin banyak orang hanya memenuhi satu atau dua kriteria ulil albab. Oleh karena itu Allah memerintahkan Ulil Albab (1) "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai ulul-albab." (QS Al Baqarah (2) ayat 197). Berbekal tidak hanya waktu haji saja. Dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di hari akhir juga perlu bekal, tetapi sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. (2) Didalam dunia banyak yang buruk yang menarik oleh karena itu, ". . . maka bertakwalah kepada Allah hai ulul-albab, agar kamu mendapat keberuntungan." (QS Al Maa’idah ayat 100]
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik menurut Dr. Imaduddin Abdul Rahim "Ulul Albab adalah sama dengan intelektual plus ketakwaan, intelektual plus kesalehan. Di dalam diri ulul-albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang yang dekat dengan Allah Swt." Semoga Dr (fisika) Imaduddin Abdul Rahim merupakan salah satu ulil albab sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam Al Qur’an dan mendapatkan anugrah di sisi Allah.
Wa llahu ‘alam bish shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar