Pada suatu saat kita mungkin telah melakukan shalat dengan giat-giatnya. Apalagi pada saat bulan puasa, kita melaksanakana shalat wajib, shalat rawatib, shalat tarawih, shalat tahajud, shalat hajat, shalat dhuha dan shalat-shalat sunnah lainnya. Bahkan pergi umrah agar dapat puasa dan shalat di Mekkah dan Madinah. Bahkan telah memakai gamis dan surban untuk penutup kepala, celana yang dipakai hanya sampai diatas mata kaki. Menggunakan siwak untuk menggosok gigi. Tidak pula memakan dan menggunakan barang yang haram. Sungguh sangat luar biasa ! Apakah yang sudah kita perbuat ini sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa ? Apakah ini sudah termasuk taqwa yang diperintahkan Allah sebagaimana dalam QS Ali Imran (3) ayat 102.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Ya ayyuha allatheena amanoo ittaqoo Allaha haqqa tuqatihi wala tamootunna illa waantum muslimoona
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam atau orang-orang yang berserah diri kepada Tuhan“.
Perintah bertaqwa kepada manusia dan orang yang beriman, kurang lebih sebanyak 70 (tujuh puluh) ayat di dalam Al Qur’an. Ini menunjukkan bahwa bertaqwa itu sangatlah penting dan bermanfaat dalam kehidupan di dunia ini maupun kehidupan di hari kemudian.
Banyak orang yang mengartikan bahwa taqwa itu adalah takut kepada Allah atau melaksanakan perintah Allah dan menjahui larangan-larangan-Nya. Definisi ini tentunya tidak salah tetapi kurang membumi atau tidak terlalu jelas bagi orang-orang Muslim yang awam. Sebenarnya pengertian taqwa itu mempunyai kriteria-kriteria yang sudah dijelaskan oleh Allah dengan gamblang atau secara jelas di dalam Al Qur’an. Marilah kita cermati dan kita simak apa yang disampaikan Allah tentang orang-orang yang bertaqwa sebagaimana yang telah dijelaskan dalam QS Al Baqarah (2) ayat 2-4 dan QS Ali Imran (3) ayat 133-135.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Thalika alkitabu la rayba feehi hudan lilmuttaqeena
Allatheena yuminoona bialghaybi wayuqeemoona alssalata wamimma razaqnahum yunfiqoona
Waallatheena yuminoona bima onzila ilayka wama onzila min qablika wabialakhirati hum yooqinoona
Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa ,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib , yang mendirikan shalat , dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu , serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat .
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
WasariAAoo ila maghfiratin min rabbikum wajannatin AAarduha alssamawatu waalardu oAAiddat lilmuttaqeena
Allatheena yunfiqoona fee alssarrai waalddarrai waalkathimeena alghaytha waalAAafeena AAani alnnasi waAllahu yuhibbu almuhsineena
Waallatheena itha faAAaloo fahishatan aw thalamoo anfusahum thakaroo Allaha faistaghfaroo lithunoobihim waman yaghfiru alththunooba illa Allahu walam yusirroo AAala ma faAAaloo wahum yaAAlamoona
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Dari kedua surat Al Baqarah (2) ayat 2-4 dan Ali Imran (3) ayat 133-135 dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang bertaqwa itu mempunyai criteria antara lain sebagai berikut :
1. mereka yang beriman kepada yang ghaib ,
2. yang mendirikan shalat ,
3. dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan
4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telahditurunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu
5. serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat .
6. orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
7. dan orang-orang yang menahan amarahnya
8. dan mema'afkan (kesalahan) orang.
9. orang-orang yang berbuat kebajikan.
10. dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu.
Nah, sekarang pertanyaannya apakah kita sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa ? Apakah kita sudah menafkahkan rezeki kita baik diwaktu lapang maupun sempit ? Apakah kita sudah dapat menahan amarah terhadap istri atau suami kita atau terhadap anak-anak kita ? Apakah mereka yang melakukan kekerasan atau menganiaya orang, itu sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa ? Saya yaqin belum ,karena mereka belum dapat menahan amarah dan tidak berbuat kebajikan. Apakah mereka yang menyerang orang, itu sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa ? Saya yaqin belum, karena belum dapat menahan amarah, belum berbuat kebajikan dan belum dapat memaafkan kesalahan orang lain.
Wa llahu ‘alam bish shawab.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Ya ayyuha allatheena amanoo ittaqoo Allaha haqqa tuqatihi wala tamootunna illa waantum muslimoona
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam atau orang-orang yang berserah diri kepada Tuhan“.
Perintah bertaqwa kepada manusia dan orang yang beriman, kurang lebih sebanyak 70 (tujuh puluh) ayat di dalam Al Qur’an. Ini menunjukkan bahwa bertaqwa itu sangatlah penting dan bermanfaat dalam kehidupan di dunia ini maupun kehidupan di hari kemudian.
Banyak orang yang mengartikan bahwa taqwa itu adalah takut kepada Allah atau melaksanakan perintah Allah dan menjahui larangan-larangan-Nya. Definisi ini tentunya tidak salah tetapi kurang membumi atau tidak terlalu jelas bagi orang-orang Muslim yang awam. Sebenarnya pengertian taqwa itu mempunyai kriteria-kriteria yang sudah dijelaskan oleh Allah dengan gamblang atau secara jelas di dalam Al Qur’an. Marilah kita cermati dan kita simak apa yang disampaikan Allah tentang orang-orang yang bertaqwa sebagaimana yang telah dijelaskan dalam QS Al Baqarah (2) ayat 2-4 dan QS Ali Imran (3) ayat 133-135.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Thalika alkitabu la rayba feehi hudan lilmuttaqeena
Allatheena yuminoona bialghaybi wayuqeemoona alssalata wamimma razaqnahum yunfiqoona
Waallatheena yuminoona bima onzila ilayka wama onzila min qablika wabialakhirati hum yooqinoona
Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa ,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib , yang mendirikan shalat , dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu , serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat .
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
WasariAAoo ila maghfiratin min rabbikum wajannatin AAarduha alssamawatu waalardu oAAiddat lilmuttaqeena
Allatheena yunfiqoona fee alssarrai waalddarrai waalkathimeena alghaytha waalAAafeena AAani alnnasi waAllahu yuhibbu almuhsineena
Waallatheena itha faAAaloo fahishatan aw thalamoo anfusahum thakaroo Allaha faistaghfaroo lithunoobihim waman yaghfiru alththunooba illa Allahu walam yusirroo AAala ma faAAaloo wahum yaAAlamoona
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Dari kedua surat Al Baqarah (2) ayat 2-4 dan Ali Imran (3) ayat 133-135 dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang bertaqwa itu mempunyai criteria antara lain sebagai berikut :
1. mereka yang beriman kepada yang ghaib ,
2. yang mendirikan shalat ,
3. dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan
4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telahditurunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu
5. serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat .
6. orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
7. dan orang-orang yang menahan amarahnya
8. dan mema'afkan (kesalahan) orang.
9. orang-orang yang berbuat kebajikan.
10. dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu.
Nah, sekarang pertanyaannya apakah kita sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa ? Apakah kita sudah menafkahkan rezeki kita baik diwaktu lapang maupun sempit ? Apakah kita sudah dapat menahan amarah terhadap istri atau suami kita atau terhadap anak-anak kita ? Apakah mereka yang melakukan kekerasan atau menganiaya orang, itu sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa ? Saya yaqin belum ,karena mereka belum dapat menahan amarah dan tidak berbuat kebajikan. Apakah mereka yang menyerang orang, itu sudah termasuk orang-orang yang bertaqwa ? Saya yaqin belum, karena belum dapat menahan amarah, belum berbuat kebajikan dan belum dapat memaafkan kesalahan orang lain.
Wa llahu ‘alam bish shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar