Saya mempunyai seorang teman yang kafir gara-gara mempertanyakan mengapa orang terlahir cacat atau melarat. Banyak orang yang kafir alias tidak percaya Tuhan dikarenakan Tuhan itu tidak adil. Orang pintar mengatakan bahwa orang-orang yang melarat itu mempunyai kecenderungan menjadi komunis atau atheis. Tidak tahu dari mana saya harus mulai menjawab pertanyaan diatas. Kalau dijawab dengan gampang bahwa itu adalah takdir Tuhan, teman saya tetap saja mengatakan jawaban itu menunjukkan Tuhan itu tidak adil. Sebelum menjawab pertanyaan mengapa orang terlahir cacat atau melarat, kita harus memahami prinsip-prinsip sebagai patokan berfikir dalam membahas pertanyaan diatas.
1. Tuhan itu tidak berbuat zhalim
• Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. [QS Yunus (10) ayat 44]
2. Tuhan itu Maha Adil
• Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya? [QS At Tiin (95) ayat 8]
• Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [ QS Al Mu’min (40) ayat 20]
• Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS Ali Imran (3) ayat 18]
3. Orang itu memperoleh balasan atas hasil usahanya
• Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [QS An Nisaa’ (4) ayat 32]
• Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. [QS Al Baqarah (2) ayat 202]
• …… It gets every good that it earns, and it suffers every ill that it earns…..Terjemahan dari Yusuf Ali. (…Ia memperoleh setiap kebaikan dari apa yang ia usahakan dan ia menderita setiap keburukan dari apa yang ia usahakan….[QS Al Baqarah (2) ayat 286]
4. Orang yang berbuat jahat akan dibalas sesuai dengan kejahatannya. Orang yang berbuat baik akan dibalas lebih banyak dari perbuatan baiknya.
• Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik . [QS An Najm (53) ayat 31]
• Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. [QS Al Mu’min (40) ayat 40]
• Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). [QS Al An’aam (6) ayat 160]
5. Tiupan sangkakala pertama menyebabkan orang mati dan tiupan kedua menyebabkan orang dihidupkan kembali atau dibangkitkan.
• Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing) [QS Az-Zumar (39) ayat 68]
6. Pada saat seseorang yang mati pun ditiupkan sangkakala
• Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. [QS Qaf (50) ayat 19-20]
7. Tiupan kedua tidak menunggu terlalu lama setelah tiupan pertama.
• Pada hari ketika tiupan pertama sangat menggemparkan (violent commotion), tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. [QS An Naazi´aat (79) ayat 6-7]
8. Dibangkitkan untuk mendengar apa yang telah diperbuatnya dan menunggu pembalasan
• Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. [QS Al Mujaadilah (58) ayat 6]
• Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). [QS Yaasiin (36) ayat 12]
• Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. [QS Thaahaa (20) ayat 15]
9. Orang itu di hidupkan kembali atau di bangkitkan di bumi
• Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. [QS An Naazi´aat (79) ayat 13-14]
• Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. [QS Al A’raaf (7) ayat 25]
Nah, kalau sudah memahami prinsip-prinsip diatas, maka dapat dijelaskan bahwa apabila terjadi orang meninggal, pada saat yang bersamaan itulah sangkakala ditiupkan [QS Qaf (50) ayat 19-20] dan seiring dengan sangkakala pertama, ditiupkanlah sangkakala yang kedua [QS An Naazi’aat (79) ayat 6-7]. Pada saat orang meninggal, pastilah timbul kegemparan. Kegemparan ini tentunya berasal dari sanak-saudara dan tetangganya. Sangkakala kedua tidak perlu menunggu lama dan tidak perlu menunggu kehancuran bumi. Pada saat di tiupkan sangkakala kedua itulah manusia dibangkitkan [QS Az-Zumar (39) ayat 68]. Kebangkitan ini seseorang inipun juga tidak menunggu kehancuran bumi, karena tiupan sangkakala pertama diiringi tiupan sangkakala kedua. Sebelum dibangkitkan mereka menunggu pembalasan sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan di kehidupan sebelumnya. [QS Al Mujaadilah (58) ayat 6 ; QS Yaasiin (36) ayat 12 ; QS Thaahaa (20) ayat 15]. Orang yang berbuat jahat akan dibalas sesuai dengan kejahatannya. Orang yang berbuat baik akan dibalas lebih banyak dari perbuatan baiknya. [QS An Najm (53) ayat 31 ; QS Al Mu’min (40) ayat 40 ; QS Al An’aam (6) ayat 160]. Nah, sekarang orang yang meninggal itu kemudian dibangkitkan dimana ? Ia hidup di bumi dan di bumi ia mati dan di bumi pula ia dibangkitkan [QS An Naazi´aat (79) ayat 13-14 ; QS Al A’raaf (7) ayat 25]. Bagaimana keadaan orang yang dibangkitkan di bumi ini ? Apakah ia dibangkitkan atau diciptakan kembali atau dilahirkan kembali itu serupa dengan dirinya sebelum meninggal ? Coba perhatikan ayat berikut ini.
“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan, untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kembali (kelak) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.” [QS Al Waaqi’ah (56) ayat 60-61]
Atau dalam bahasa Inggris yang ditrjemahkan oleh Yusuf Ali,
“We have decreed death to you all, and We are not unable, To transfigure you and create you in (forms) that you know not.
Ternyata ia dilahirkan kembali atau diciptakan kembali dalam keadaan tidak dikenal oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Dengan demikian manusia itu diciptakan lagi atau dilahirkan kembali (dibangkitkan) dengan rupa (bentuk roman) yang tidak sama dengan sebelumnya. Jadi tidak dibangkitkan atau dilahirkan kembali dengan bentuk tubuh sebelumnya atau yang lama. Dan bagaimana kalau di kehidupan sebelumnya ia banyak melakukan perbuat buruk dan jahat, maka ia seperti yang digambarkan Allah dalam al Qur’an sebagai berikut.
“The Fire will burn their faces, and they will therein grin, with their lips displaced.”
Artinya, Nâr (di bumi) akan membakar wajah mereka dan mereka menyeringai dengan bibir yang cacat. [QS Al Mu’minuun (23) ayat 104]. Terjemahan Departemen Agama adalah sebagai berikut “ Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat “.
Disamping ada orang yang dibangkitkan atau dilahirkan kembali atau dibangkitkan dalam keadaan cacat, juga dibangkitkan dalam keadaan melarat, kesusahan yang digambarkan dalam al Qur’an seperti orang yang tunduk terhina sedang bekerja keras lagi kepayahan. Makannya terasa duri, minumnya panas tidak segar dan saking makanan itu tidak sehat sehingga di gambarkan bahwa makanan itu tidak menggemuk dan tidak menghilangkan lapar sebagaimana yang digambarkan dalam surat al Ghaasyiya.
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas, diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. [ QS Al Ghaasyiya (88) ayat 1-7]
Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil bahwa mengapa orang dilahirkan cacat dan atau melarat ? Ya, ..karena perbuatan yang dilakukan di kehidupan sebelumnya. Tuhan itu Maha Adil [QS At Tiin (95) ayat 8 ; QS Al Mu’min (40) ayat 20 ; QS Ali Imran (3) ayat 18]. Tidak mungkinlah Tuhan berbuat aniaya terhadap hambanya [QS Yunus (10) ayat 44].
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab.
1. Tuhan itu tidak berbuat zhalim
• Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. [QS Yunus (10) ayat 44]
2. Tuhan itu Maha Adil
• Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya? [QS At Tiin (95) ayat 8]
• Dan Allah menghukum dengan keadilan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [ QS Al Mu’min (40) ayat 20]
• Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS Ali Imran (3) ayat 18]
3. Orang itu memperoleh balasan atas hasil usahanya
• Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [QS An Nisaa’ (4) ayat 32]
• Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. [QS Al Baqarah (2) ayat 202]
• …… It gets every good that it earns, and it suffers every ill that it earns…..Terjemahan dari Yusuf Ali. (…Ia memperoleh setiap kebaikan dari apa yang ia usahakan dan ia menderita setiap keburukan dari apa yang ia usahakan….[QS Al Baqarah (2) ayat 286]
4. Orang yang berbuat jahat akan dibalas sesuai dengan kejahatannya. Orang yang berbuat baik akan dibalas lebih banyak dari perbuatan baiknya.
• Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik . [QS An Najm (53) ayat 31]
• Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. [QS Al Mu’min (40) ayat 40]
• Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). [QS Al An’aam (6) ayat 160]
5. Tiupan sangkakala pertama menyebabkan orang mati dan tiupan kedua menyebabkan orang dihidupkan kembali atau dibangkitkan.
• Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing) [QS Az-Zumar (39) ayat 68]
6. Pada saat seseorang yang mati pun ditiupkan sangkakala
• Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. [QS Qaf (50) ayat 19-20]
7. Tiupan kedua tidak menunggu terlalu lama setelah tiupan pertama.
• Pada hari ketika tiupan pertama sangat menggemparkan (violent commotion), tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. [QS An Naazi´aat (79) ayat 6-7]
8. Dibangkitkan untuk mendengar apa yang telah diperbuatnya dan menunggu pembalasan
• Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. [QS Al Mujaadilah (58) ayat 6]
• Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). [QS Yaasiin (36) ayat 12]
• Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. [QS Thaahaa (20) ayat 15]
9. Orang itu di hidupkan kembali atau di bangkitkan di bumi
• Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. [QS An Naazi´aat (79) ayat 13-14]
• Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. [QS Al A’raaf (7) ayat 25]
Nah, kalau sudah memahami prinsip-prinsip diatas, maka dapat dijelaskan bahwa apabila terjadi orang meninggal, pada saat yang bersamaan itulah sangkakala ditiupkan [QS Qaf (50) ayat 19-20] dan seiring dengan sangkakala pertama, ditiupkanlah sangkakala yang kedua [QS An Naazi’aat (79) ayat 6-7]. Pada saat orang meninggal, pastilah timbul kegemparan. Kegemparan ini tentunya berasal dari sanak-saudara dan tetangganya. Sangkakala kedua tidak perlu menunggu lama dan tidak perlu menunggu kehancuran bumi. Pada saat di tiupkan sangkakala kedua itulah manusia dibangkitkan [QS Az-Zumar (39) ayat 68]. Kebangkitan ini seseorang inipun juga tidak menunggu kehancuran bumi, karena tiupan sangkakala pertama diiringi tiupan sangkakala kedua. Sebelum dibangkitkan mereka menunggu pembalasan sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan di kehidupan sebelumnya. [QS Al Mujaadilah (58) ayat 6 ; QS Yaasiin (36) ayat 12 ; QS Thaahaa (20) ayat 15]. Orang yang berbuat jahat akan dibalas sesuai dengan kejahatannya. Orang yang berbuat baik akan dibalas lebih banyak dari perbuatan baiknya. [QS An Najm (53) ayat 31 ; QS Al Mu’min (40) ayat 40 ; QS Al An’aam (6) ayat 160]. Nah, sekarang orang yang meninggal itu kemudian dibangkitkan dimana ? Ia hidup di bumi dan di bumi ia mati dan di bumi pula ia dibangkitkan [QS An Naazi´aat (79) ayat 13-14 ; QS Al A’raaf (7) ayat 25]. Bagaimana keadaan orang yang dibangkitkan di bumi ini ? Apakah ia dibangkitkan atau diciptakan kembali atau dilahirkan kembali itu serupa dengan dirinya sebelum meninggal ? Coba perhatikan ayat berikut ini.
“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan, untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kembali (kelak) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.” [QS Al Waaqi’ah (56) ayat 60-61]
Atau dalam bahasa Inggris yang ditrjemahkan oleh Yusuf Ali,
“We have decreed death to you all, and We are not unable, To transfigure you and create you in (forms) that you know not.
Ternyata ia dilahirkan kembali atau diciptakan kembali dalam keadaan tidak dikenal oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Dengan demikian manusia itu diciptakan lagi atau dilahirkan kembali (dibangkitkan) dengan rupa (bentuk roman) yang tidak sama dengan sebelumnya. Jadi tidak dibangkitkan atau dilahirkan kembali dengan bentuk tubuh sebelumnya atau yang lama. Dan bagaimana kalau di kehidupan sebelumnya ia banyak melakukan perbuat buruk dan jahat, maka ia seperti yang digambarkan Allah dalam al Qur’an sebagai berikut.
“The Fire will burn their faces, and they will therein grin, with their lips displaced.”
Artinya, Nâr (di bumi) akan membakar wajah mereka dan mereka menyeringai dengan bibir yang cacat. [QS Al Mu’minuun (23) ayat 104]. Terjemahan Departemen Agama adalah sebagai berikut “ Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat “.
Disamping ada orang yang dibangkitkan atau dilahirkan kembali atau dibangkitkan dalam keadaan cacat, juga dibangkitkan dalam keadaan melarat, kesusahan yang digambarkan dalam al Qur’an seperti orang yang tunduk terhina sedang bekerja keras lagi kepayahan. Makannya terasa duri, minumnya panas tidak segar dan saking makanan itu tidak sehat sehingga di gambarkan bahwa makanan itu tidak menggemuk dan tidak menghilangkan lapar sebagaimana yang digambarkan dalam surat al Ghaasyiya.
Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan? Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas, diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. [ QS Al Ghaasyiya (88) ayat 1-7]
Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil bahwa mengapa orang dilahirkan cacat dan atau melarat ? Ya, ..karena perbuatan yang dilakukan di kehidupan sebelumnya. Tuhan itu Maha Adil [QS At Tiin (95) ayat 8 ; QS Al Mu’min (40) ayat 20 ; QS Ali Imran (3) ayat 18]. Tidak mungkinlah Tuhan berbuat aniaya terhadap hambanya [QS Yunus (10) ayat 44].
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab.
2 komentar:
Sampai akhir kok tidak terjawab pertanyaan Mengapa orang terlahir cacat atau melarat??
Di paragraf2 akhir hanya menceritakan proses orang mati yang malah sampai pada kesimpulan adanya reinkarnasi :)
Mas, mohon pembahasan lebih lanjut mengenai Al Ghasyiyyah yg Mas kutip dibagian akhir...agak nanggung Mas, soalnya terjemah yg Mas kutip disitu lebih menggambarkan keadaan di neraka sebagaimana yg sering disampaikan para muballigh..
Menarik, menarik sekali postingan Mas ini, tapi mohon bahasan lebih lanjut utk hal di atas.
Matur nuwun sebelumnya
Posting Komentar