فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَاجِدِينَ
Faitha sawwaytuhu wanafakhtu feehi min roohee faqaAAoo lahu sajideena
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. [QS Al Hijr (15) ayat 29].
Menurut Hasan Asy’ari sifat Allah itu ada dua puluh sifat antara lain Qudrat = Berkuasa, Iradat = Berkehendak, Sama’ = Mendengar, Bashar = Melihat, Kalam = Berkata-kata. Dan asma Allah itu ada sembilan puluh sembilan (99) yang sangat penting. Dengan Ruh-Nya itu manusia bisa melihat, mendengar , berkuasa dan berkehendak serta mencipta. Walaupun manusia itu dapat berkuasa, berkehendak, melihat, mendengar dan berfikir, tetapi tidak dapat menyamai atau setara dengan Allah [QS Ikhlas (104) ayat 4] dan tetap berlainan dengan Penciptanya (mukhalafatuhu lil hawadits) yaitu Allah. Allah itu berkata-kata tetapi tidak seperti manusia berkata-kata. Allah itu melihat atau mendengar tetapi tidak seperti manusia melihat atau mendengar. Allah itu “laysa kamitslihi syai’” atau Allah itu tidak ada yang menyerupainya. Dalam bahasa Jawa, Allah itu “tan kena kinoyo ngopo” atau Allah itu tidak dapat dikatakan atau digambarkan seperti apa. Manusia dengan Ruh-Nya itulah sehingga Malaikat dan Iblis dari bangsa Jin harus bersujud kepada Manusia. Manusia bisa berkuasa, berkehendak dan berkreasi. Tetapi Malaikat dan Jin tidak, karena mereka hanya melakukan tugas sesuai dengan perintah yang telah ditentukan oleh Allah.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Waith qulna lilmalaikati osjudoo liadama fasajadoo illa ibleesa aba waistakbara wakana mina alkafireena
Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. [QS Al Baqarah (2) ayat 34]
فَسَجَدَ الْمَلآئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
ِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى أَن يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلاَّ تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
قَالَ لَمْ أَكُن لِّأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
Fasajada almalaikatu kulluhum ajmaAAoona
Illa ibleesa aba an yakoona maAAa alssajideena
Qala ya ibleesu ma laka alla takoona maAAa alssajideena
Qala lam akun liasjuda libasharin khalaqtahu min salsalin min hamain masnoonin
Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama- sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?" Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" [QS Al Hijr (15) ayat 30-33]
Iblis yang sombong itu ternyata lupa bahwa didalam diri manusia itu Ruh milik Allah. Manusia tidak perlu takut kepada Iblis dari bangsa Jin, karena sesungguhnya mereka harus bersujud kepada manusia.
Wa llahu ‘alam bis shawab